Ulama dan Umat Islam Berperan Aktif Cegah Penyebaran Virus Corona

  • 29 Maret 2020
  • 14:05 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1995 Pengunjung
google

Oleh : Ismail

Opini, suaradewata.com - Virus Corona atau Covid-19 nyatanya tidak pandang bulu menyerang siapapun, persebaran virus tersebut telah menjadi pandemi dan bencana global. Umat Islam pun diajak untuk  berperan aktif mencegah penyebaran Pandemi Covid-19 dengan melakukan ibadah, kerja, dan belajar dari rumah, terutama menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.

            Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah meminta seluruh umat Islam di Indonesia untuk membatasi ibadah seperti shalat tarawih berjamaah dan ibadah buka puasa bersama guna mencegah penyebaran covid-19 saat bulan Ramadhan.

            Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Naiam meminta umat turut andil untuk membantu penekanan potensi penyebaran. Salah satunya dengan membatasi dua kegiatan keagamaan tersebut.

            Asrorun menjelaskan umat Islam di zona merah atau daerah dengan potensi penularan corona yang tinggi diminta tidak melakukan buka bersama dan salat tarawih di ruang publik.

            Asrorun menegaskan MUI tidak bermaksud meniadakan ibadah sama sekali. MUI hanya membuat imbauan agar umat Islam terhindar dari potensi terpapar corona saat beribadah.

            Sementara itu, beredarnya protokol pencegahan penyebaran virus corona dimana warga harus meniadakan kegiatan yang melibatkan kerumunan massa, membuat ketua umum PBNU, Kiai Said Aqil Siroj membatalkan sejumlah undangan acara.

            Asisten pribadi Kiai Said, Muhammad Sofwan mengatakan, jadwal kunjungan Kiai Said baik di luar kota ataupun di dalam kota yang melibatkan banyak massa, ditunda. Kiai Said dikabarkan juga menerapkan kerja dari rumah work from home. Hal ini sebagai langkah preventif untuk kebaikan bersama.

            Menurut Sofwan, saat ini Kiai Said masih disibukkan dengan koordinasi dan konsolidasi organisasi melalui rapat virtual, terutama bagaimana NU menyikapi covid-19. Beberapa keputusan penting juga sudah dihasilkan dari rapat virtual, seperti protokoler di lingkungan kantor NU baik tingkatan pusat, wilayah, cabang, lembaga pendidikan dan pesantren.

            Melalui media sosial, Kiai Said lebih proaktif dalam memberikan edukasi dan pemahaman juga memberikan semangat kepada kaum Nahdliyin tentang bagaimana menyikapi wabah covid-19 ini dengan baik dan ajakan untuk lebih meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

            PBNU juga menghimbau, para santri Al-Tsaqafah asuhan Kiai Said Aqil juga telah dipulangkan ke rumah orang tua mereka. Meski demikian pihaknya tetap mengontrol kegiatan belajar secara daring.

            Meski meniadakan kegiatan dengan pelibatan massa, Sofwan mengaku sebagai pendamping Kiai Said, tidak ada perubahan mendasar pada kesibukannya. Segala bentuk tanggung jawab sebelum dan sesudah wabah ini melanda masih tetap sama.

            Sofwan mengakui saat ini hal berat bagi Kiai Said adalah keharusan untuk menolak tamu dan menjelaskan kepada jamaah. Itu semua memerlukan pendekatan dan kesabaran.

            Pastinya Kiai Said Aqil Siraj ingin melayani umat. Namun, kondisi sulit seperti ini mengharuskan kita untuk saling menjaga, dan memaksimalkan silaturahim melalui media yang lain tanpa harus bertatap muka.

            Selain itu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memutuskan bahwa Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang semula direncanakan pada 1-5 Juli ditunda menjadi 24-27 Desember 2020.

            Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti melalui keterangan tertulis.

            Abdul mengatakan, keputusan tersebut diambil setelah memperhatikan masukan dari para dokter dan ahli epidemiologi. Termasuk memperhatikan keselamatan, kesehatan dan penggembira Muktamar ke-48 tersebut.

            Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengungkapkan keprihatinannya, karena saling hujat seharusnya tidak terjadi saat seluruh sumber daya dikerahkan untuk menangani virus corona.

            Anwar mengingatkan, virus corona tidak hanya mengakibatkan pasien dan keluarganya yang menjerit. Para dokter dan tenaga medis juga sudah nyaris tidak berdaya karena kehabisan tenaga. Jumlah pasien terus bertambah dan mengalir, sedangkan jumlah tenaga medis tetap sama.

            Karena itu Anwar mengingatkan semua pihak untuk bersatu dan bergotong royong mengatasi pandemi virus corona. Peran semua pihak sangat penting untuk mengatasi masalah yang dihadapi rakyat dan bangsa. Hasilnya kehidupan bisa segera normal dan kembali seperti semula.

            PP Muhammadiyah juga mengeluarkan imbauan bagi umat muslim dan warga Muhammadiyah untuk mengganti Shalat Jumat menjadi Shalat Dzuhur di rumah masing-masing.

            Imbauan tersebut langsung ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti di Yogyakarta. Bahkan imbauan tersebut langsung diunggah oleh haedar Nashir melalui akun @HaedarNS.

            Umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia tentu harus bersatu padu melawan dan mencegah persebaran corona, segala ritual peribadatan yang berpotensi menciptakan kerumunan haruslah dibatalkan untuk mencegah persebaran virus tersebut.

* Penulis adalah warganet, aktif dalam kajian Milenial Muslim Bersatu


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER