Tawur Lebuh Gentuh, Upaya Bupati Mahayastra Atasi Gerubug di Gianyar

  • 11 Maret 2020
  • 20:20 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 4320 Pengunjung
suaradewata.com

Gianyar, suaradewata.com – Prihatin dengan kondisi Kabupaten Gianyar saat ini yang sedang dilanda gerubug seperti kematian babi massal, banyaknya kasus bunuh diri dan merebaknya virus corona, Bupati Gianyar Made Mahayastra akan melakukan upacara Tawur Labuh Gentuh. Ritual pembersihan ini tercantum dalam Lontar Loka Sanggraha Bumi yang dipaparkan saat para sulinggih bertemu dengan Bupati Mahayastra, Rabu (11/3/2020).

Dalam pertemuan tersebut, Bupati Mahayastra memohon petunjuk kepada para sulinggih atas kebrebehan yang terjadi belakang ini di Gianyar. Pasalnya, selain sudah melakukan SOP secara maksimal, Bupati Mahayastra juga yakin harus dibarengi dengan keyakinan secara keagamaan. “Pemerintah sudah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, namun tidak cukup sampai disitu. Makanya saya meminta pandangan dari sulinggih (Pendeta),” ujar Mahayastra di hadapan awak media sesaat setelah pertemuan di ruang rapat Bupati.

Bupati asal Desa Melinggih Kecamatan Payangan ini mengatakan,  kasus bunuh diri, hampir tiap minggu ada. Lalu kasus ternak babi mati menyeluruh, terakhir kasus virus Corona. “Kita kan bergantung 70 persen dari pariwisata,” ujar Mahayastra,

Para sulinggih kemudian memberikan pandangan dari lontar-lontar kuno. “Ada banyak lontar yang menyebut mengenai masalah yang persis sama seperti saat ini,” ujarnya.

Salah satu lontar yang hampir persis merekam masalah saat ini, adalah Loka Sanggraha Bumi. “Akhirnya semua Sulinggih sepakat dengan Loka Sanggraha Bumi ini dijadikan acuan,” terangnya.

Selanjutnya, akan dilakukan upacara atau upaya penanggulangan secara niskala (tidak berwujud/kasat mata). “Pemutusnya itu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Cobaan cukup berat. Kalau bisa selesai dan kita membangun lagi. Baik babi mati, corona dan lainnya,” jelasnya.

Upacara Tawur Labuh Gentuh sudah pernah dilakukan beberapa waktu lalu saat terjadi bencana. “Saat ulat bulu dan erupsi Gunung Agung dulu kami lakukan. Dulu terkabul dan berhasil. Gianyar daerahnya sakral dan spiritual. Maka kami minta tuntunan dari para Sulinggih,” jelasnya.

Mengenai waktu pelaksanaan akan menunggu petunjuk dari pemerintah Provinsi Bali. Karena provinsi juga akan melakukan pertemuan serupa. “Lokasinya di pesisir pantai. Bisa Masceti atau pantai Siyut, yang penting di pantai selatan,” terangnya.

Sementara itu, Ida Pedanda Wayahan Bun dari Geria Sanur, Pejeng, menyatakan ciri-ciri yang timbul saat ini tertuang dalam lontar Loka Sanggraha Bumi. Sesuai lontar, upacara akan digelar di pinggir pantai karena semua penyakit itu datangnya dari laut. “Semua peristiwa sangat dipengaruhi ulah manusia,” ujarnya.

Ditambahkannya,, di Bali yang berpengaruh langsung adalah kematian. “Pengalaman dulu, penanggulangan terdahulu melakukan upacara ini cukup berhasil,” pungkasnya. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER