Di Buleleng Terdata 774 Orang Terjangkit DBD, Dinkes Upayakan Pencegahan

  • 26 Februari 2020
  • 20:10 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 2214 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Ditengah kondisi cuaca yang tak menentu, kini masyarakat Buleleng dihantui dengan wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kembali marak. Pemkab Buleleng melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng pun mulai melakukan langkah-langkah pencegahan dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan berbasis masyarakat.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes Buleleng menyebutkan, hingga saat inibsesuai dengan data per 25 Februari 2020, sudah ada sebanyak 774 orang yang didiagnosa terjangkit DBD. Data ini merupakan data awal yang didapat Dinkes Buleleng dari rumah sakit yang ada di Buleleng. Sehingga, PSN yang berbasis masyarakat sangat perlu dilakukan, dibandingkan pengasapan.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Buleleng, Gede Suaryawan mengatakan, PSN berbasis masyarakat ini dimulai dari keluarga. Harus ada satu anggota keluarga yang menjadi pemantau jentik, dengan tetap mengedepankan 3M Plus lebih yakni, menguras air di bak setiap minggu, menutup tempat yang berpotensi terjadi genangan, mengubur benda yang sudah tidak perlu yang bisa menjadi sumber genangan air.

Kemudian, plus larvasidasi/abatisasi tempat penampungan air yang tidak bisa dikuras. "Ini diperlukan mengingat nyamuk penyebab DBD mencari air bersih tergenang untuk berkembangbiak. Jadi, jika setiap rumah menerapkan seperti itu, tidak akan ada tempat bagi nyamuk untuk berkembangbiak," kata Suaryawan, Rabu (26/2/2020) siang.

Menurut Suaryawan, PSN yang berbasis masyarakat lebih bermanfaat daripada pengasapan. Sebab, pengasapan hanya bersifat sementara dan mematikan nyamuk-nyamuk yang sudah dewasa. "Semakin sering dilakukan pengasapan, nyamuk akan semakin kebal. Yang lebih penting bagaiman mematikan rantai pengembangbiakan nyamuk penyebab DBD," ujar Suaryawan.

Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, sependapat dengan yang disampaikan Suaryawan. Sutjidra mengajak, agar masyarakat melaksanakan PSN dalam bentuk pemberishan lingkungan. Cara ini efektif untuk menyetop perkembangan nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD. "Pengasapan hanya bersifat sementara untuk membunuh nyamuk dewasa. Yang banyak adalah jentik-jentik nyamuk di air-air yang tergenang. PSN itulah yang penting," jelas Sutjidra.

Pemerintah, diakui Sutjdira, juga sudah mengambil langkah strategis dengan melibatkan instansi terkait bersama para camat untuk melakukan kegiatan terintegrasi dengan pembersihan di lingkungan masing-masing. "Ini memang dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD. Termasuk pembentukan tim yang lmelibatkan masyarakat sebagai pemantau wilayah setempat," tandas Sutjidra. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER