Merasakan Jadi Petani di DTW Jatiluwih

  • 07 Februari 2020
  • 19:35 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 2175 Pengunjung
suaradewata

Tabanan, suaradewata.com - Sebagai daerah yang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Tabanan, DTW Jatiluwih menawarkan kegiatan menarik yang menyatu dengan alam. Bahkan wisatawan bisa merasakan menjadi petani di objek wisata ini.

Berlokasi di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, para pengunjung bisa terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan oleh para petani di lahan persawahan yang sudah diakui Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) tersebut.

Manajer Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa menjelaskan salah satu paket kegiatan di DTW Jatiluwih tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda dan khususnya wisatawan yg berkunjung ke Jatiluwih.  "Karena yang kita ketahui bersama pertanian di Bali khususnya sudah mengalami krisis generasi padahal didalam kegiatan pertanian tersebut terdapat budaya pertanian yang perlu dilestarikan untuk mendukung pariwisata khususnya Jatiluwih," paparnya.

Dengan mengikuti kegiatan tersebut pengunjung bisa merasakan langsung apa yang sehari-hari dilakukan oleh para petani. Mulai dari membajak sawah, menanam padi, dan lainnya. Sehingga tak ada istilah profesi petani adalah profesi 'orang desa' yang tidak pantas dilakukan oleh 'orang kota'. Padahal petani adalah profesi yang mulia untuk menyediakan pangan bagi masyarakat dan sudah sepatutnya profesi ini diapresiasi.

Adapun paket yang ditawarkan oleh manajemen DTW Jatiluwih ada di bulan-bulan tertentu. Yakni di bulan Januari antara tanggal 1 sampai 10 akan ada kegiatan menanam padi beras merah. Kemudian bulan Juni akan ada kegiatan panen. Kemudian kembali lagi pada bulan Juli petani akan metekap atau membajak sawah. Begitu juga di bulan Desember akan ada kegiatan metekap atau membajak sawah.  "Dan pada waktu-waktu tertentu pengunjung juga bisa menyaksikan dan ikut langsung melakukan kegiatan seperti mengusir burung saat bulir padi mulai tumbuh, serta memasang lelakut atau orang-orangan sawah untuk mengusir burung," paparnya.

Bahkan satu satu kegiatan yang terbilang sakral bagi umat Hindu yang bisa disaksikan oleh pengunjung yakni Nyepi Sawah. Krama Subak Desa Jatiluwih memiliki tradisi unik berupa Nyepi Sawah yang dilakukan dalam dua versi. Yang pertama jika petani menanam padi Bali atau padi beras merah, maka krama melaksanakan  Nyepi Sawah selama tiga hari. Sedangkan yang kedua, jika petani menanam padi biasa maka Nyepi Sawah hanya digelar 1 hari. Dan sebelum Nyepi Sawah dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan ritual Nangkluk Merana.

Saat Nyepi Sawah berlangsung, petani dilarang melakukan aktifitas apapun disawah, dan larangan ini juga berlaku bagi wisatawan. Sehingga wisatawan yang berkunjung dan hendak melakukan trekking menyusuri sawah diimbau untuk tidak memasuki areal sawah.

Dan di tahun ini sama seperti di tahun sebelumnya kegiatan pertanian yang juga merupakan atraksi panen di bulan Juni juga dijadikan event tahunan untuk mengawali Jatiluwih Festival 2020 mendatang.

Ditambahkan oleh Sutirtayasa, mengenai kegiatan yang mendapatkan respon sangat baik dari wisatawan ini masih perlu dipromosikan. Disamping itu pihaknya merasa masih perlu melakukan kerjasama antar travel karena rata-rata kunjungan masih didominasi paket travel yang sudah memiliki schedule tetap dan juga dikarenakan paket ini musiman jadi tidak bisa didapatkan sewaktu waktu. ayu/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER