Proyek Shorcut Singaraja-Mengwitani Rampung 97,26 Persen

  • 04 Desember 2019
  • 20:20 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 4520 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Progress proyek pembangunan jalan baru batas Kota Singaraja-Mengwitani atau shorcut titik 5 dan 6 telah mencapai 97,26 persen. Dari total capaian itu, adalah gabungan pembangunan beberapa titik pekerjaan yakni pengerjaan jembatan mencapai 99,8 persen, pengerjaan jalan 95 persen. Dipastikan pengerjaan ini akan rampung sesuai dengan kontrak pada 31 Desember 2019 mendatang.

Hal ini disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan jalan baru batas Kota Singaraja-Mengwitani, Ketut Payun Astapa. Menurut Payun Astapa, saat ini pengerjaan jembatan tinggal merampungkan lampu marka jalan yang berada di pintu utara dan selatan jembatan. Sementara untuk pengerjaan jalan tinggal merampungkan penyelesaian pengaspalan saja.

Pengaspalan memakan waktu sedikit lama karena situasi cuaca yang tidak menentu. "Saat pengaspalan terkadang turun hujan, tapi saya optimis akan merampungkan pembangunan jalan baru tersebut sesuai target perjanjian yaitu 31 Desember 2019. Pertengahan Desember ini sudah bisa melaspas maupun mecaru di jembatan," ungkap Payun.

Payun menjelaskan, untuk pengerjaan pengaspalan harus dikerjakan sesuai dengan aturan. Ketebalan aspal harus betul-betul diperhatikan. Ada tiga lapis yang harus dilakukan, lapis pertama 8 cm ac bc, lapis keda 6 cm ac bc yang ketiga lapis permukaan yaitu 4 cm, dan yang terpenting tidak boleh terkena air.

"Jika kena air maka jalan yang diaspal akan sedikit bergelombang. Makanya kami yang di lapangan mengutamakan pengerjaan pengaspalan menghindari musim hujan. Kalau pengaaspalan tidak boleh saat hujan, kalau hujan kami akan berhenti," jelas Payun.

Terkait dengan pemasangan rumput pada zona 1, 3 dan 4 sebagian besar sudah tumbuh, tetapi ada beberapa kendala pada galian terakhir terdapat batu pada tebing, sehingga penanaman rumput pada area tersebut sedikit lebih lama. Untuk di lereng-lereng terakhir itu ada batu, lanjut Payun, akan diatasi dengan metode hydriseeding memakai sabut kelapa.

"Nanti sabut kelapa berbentuk jaring yang akan ditempelkan pada batu dan ditambah tanah liat, maka bibit rumput mudah bisa ditanam dan akan tumbuh dengan baik pada lereng yang berbatu tersebut. Kami optimis di pertengahan bulan itu akan selesai," tandas Payun. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER