Pedagang Buah Datangi DPRD Bangli, Begini Keluhannya

  • 02 September 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1855 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Sejumlah perwakilan pedagang buah di Pasar Kidul, Bangli mendadak mendatangi Gedung DPRD Bangli, Senin (02/9). Usut punya usut, kedatangan para pedagang yang dikoordinir Komang Yoni Artini untuk menyampaikan persoalan yang terjadi di Pasar Kidul pasca mereka dipindahkan ke lantai II yang terkesan dilakukan setengah hati. Pasalnya, baru sebagian pedagang buah yang dipindahkan. Karena itu, para pedagang ini meminta ketegasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli untuk melakukan penataan para pedagang secara menyeluruh. 

Sesuai pantauan, saat itu tampak hanya empat perwakilan pedagang buah yang datang. Mereka diterima langsung Ketua Sementara DPRD Kabupaten Bangli, I Wayan Diar bersama Kadisperindag Bangli I Nengah Sudibia di ruang rapat Gedung DPRD Bangli.

 Hadir juga saat itu anggota DPRD Bangli seperti Ketut Suastika, Merta Suteja, Sang Nyoman Wijaya, Dewa Suamba, Jro Gede Tindih, Made Natis dan sebagainya. Dihadapan para wakil rakyat ini, Komang Yoni Artini. menegaskan pemindahan pedagang buah ke lantai II Pasar Kidul, telah menyebabkan para pedagang kecewa. Sebab, yang dipindahkan baru sebagian pedagang saja yang selama ini berjualan dibagian bawah selasar. “Saya tidak masalah kalau semua pedagang buah dipindahkan. Tapi yang terjadi saat ini, justru pemindahan dilakukan sebagian. Ada rasa tidak adil yang dirasakan para pedagang,” ungkapnya. 

Menurutnya, karena hanya sebagian pedagang buah yang dipindahkan menyebabkan pedagang buah di lantai II menjadi merugi karena sepi pembeli. Sebab, pembeli otomatis akan lebih banyak memilih ke pedagang yang masih dibiarkan berjualan dibawah yang notabene lebih dekat. Selain itu, pihaknya juga memohon sebelum dipindahkan, lokasi lantai II juga agar dibersihkan terlebih dahulu. “Selama belum tuntas pemindahan pedagang kain, kami jadi susah berjualan disana. Sebab, masih banyak sisa-sisa kios yang belum dibersihkan, tapi kami sudah disuruh pindah. Saya sebagai suplayer buah, juga merasa dirugikan,” sesalnya. 

Lebih lanjut, pihaknya juga menyayangkan dalam proses pemindahan pedagang buah tersebut ada beberapa pedagang yang benar-benar tulus untuk berjualan justru tidak mendapatkan tempat. “Sebaliknya, ada yang sudah mendapatkan tempat, tapi justru dipergunakan sebagai tempat tidur saja. Saya mohon agar bapak-bapak turut melakukan penelusuran dan tindakan tegas agar nasib para pedagang mendapat keadilan,” ungkapnya. Tidak hanya itu, pihaknya juga berharap agar luas tempat yang diberikan untuk pedagang buah disesuaikan dengan komuditas yang dijual. Sebab, jika ukuran tempat yang diberikan hanya satu meter, para pedagang buah tidak akan leluasa berjualan. 

Menyikapi persoalan tersebut, kalangan DPRD Bangli berkali-kali meminta ketegasan Kadisperindag untuk bisa segera menyelesaikan amburadulnya penataan pasar Kidul selama ini.  “Pasar merupakan tempat central bertemunya pembeli dan penjual. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Dengan persoalan yang terjadi saat ini, jangan lagi bicara teori tapi implementasi aturan yang terpenting,” ungkap Dewa Gede Suamba. 

Untuk itu, menurutnya data valid jumlah pedagang harus sudah ada sejak perencanaan dilakukan. Data resmi itu yang semestinya dijadikan dasar untuk pemindahannya, setelah itu aturan ditegakkan.  “Bangli bisa berdiri sampai sekarang karena ada aturan. Kalau aturan tak jalan ya begini jadinya,” sebutnya. Selain itu, pihaknya juga menyayangkan tidak hadirnya Kepala Pasar yang notabene lebih mengerti secara teknis soal pemindahan pedagang. 

Hal yang sama juga disampaikan Anggota DPRD Bangli, Ketut Suastika. Kata dia, jika persoalan Pasar sebagai salah satu penyumbang PAD dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan akan membawa dampak domino. “Konsep dan perencanaannya sudah bagus. Hanya saja, fakta dilapangan justru berbeda. Karena itu, sekarang sudah tak perlu lagi bicara konsep dan teori, tinggal laksanakan dan action yang terpenting. Tindaklanjuti sesuai dengan perencanaan awal penataan,” ungkapnya. Dalam hal ini, DPRD Bangli mengaku siap memback up Disperindag Bangli.  “Selama ini saya jadi bingung karena tidak kunjung ada ketegasan. Kita punya Sat Pol PP. Iya, harus berani ngambil resiko. Harus ada tindakan tegas,” tegasnya.  

Sementara Jro Gede Tindih menyampaikan dampak berlarut-larutnya persoalan Pasar Kidul megindikasikan ada yang tidak beres terjadi di Pasar Kidul. “Aneh kepala pasar tidak hadir. Seakan-akan Kadis kalah sama kepala pasar,” sentilnya. Menurutnya, semua penghasil PAD harus diperlakukan secara baik. Jangan sampai, kata dia, ada permainan ditempat-tempat penghasil PAD.   “Semua penghasil PAD harus diberlakukan secara baik. Kita harus belajar membangun diri dan mempunyai rasa memiliki. Bangli ini kecil, mari kita rawat agar dapat banyak pendapatan. Untuk itu, konsep pembangunan publik harus bisa memberikan kenyamanan,” tegasnya. 

Sementara Kadisperindag Nengah Sudibia mengakui, pihaknya belum bisa melakukan tindakan tegas. “Kami akui ketegasan kami memang kurang. Karena kami selama ini masih melakukan pendekatan kepada para pedagang agar bisa dipidahkan. Kami akan melapor dulu kepada bapak Bupati. Nantinya apa yang menjadi intruksinya, akan kami lakukan,” ungkapnya. Terkait adanya saran dari anggota DPRD agar sebagai pedagang yang sudah pindah dikembalikan lagi ke bawah sebelum pemidahan seluruh pedagang bisa dilakukan, pihaknya juga mengiyakan. Namun saat ditanya kembali ketegasan dan deadline waktu untuk bisa menuntaskan masalahh Pasar tersebut, Sudibia kembali megaku masih akan melakukan pedekatan kepada para pedagang tanpa ada kejelasan sesuai harapan kalangan wakil rakyat. 

Disisi lain Ketua DPRD  Bangli, Wayan Diar juga meminta Disperindag harus lebih tegas terhadap perencanaan yang telah dibuat. “Kalau memang belum, ya belum semuanya. Kalau memang harus dipindahkan, semua dipidahkan. Jangan setengah-setengah. Intinya, tetapkan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat,” pintanya.  ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER