Cegah Stunting, Ini Yang Ditekankan Bupati Made Gianyar

  • 22 Agustus 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1806 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Bupati Bangli I Made Gianyar meminta peran aktif Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menggencarkan sosialisasi dalam upaya penanggulangan penyakit stunting. Terlebih terungkap di kabupaten Bangli tercatat sebanyak 143 orang yang terjangkit stunting tersebar di 13 desa. Hal itu disampaikan Bupati Made Gianyar saat sosialisasi pencegahan stunting di desa Pengotan, Bangli, Kamis (22/8/2019). Hadir saat itu,  Sekretaris Direktorat Jendral PPMD Kementerian Desa Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmgrasi RI .  Rosyidah Rachmawati dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (Oase) diantaranya  Istri Menteri Koperasi dan UKM RI Bintang Puspayoga, Isteri menteri Desa , Pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi Riri Sandjojo, isteri Menteri Perhubungan Endang Budi Karya, Isteri kepala staf  Presiden Koes moeldoko, Isteri menteri pertahanan Nora Ryamizaid Ryacudu, Isteri Sekjen kementerian Kesehatan Dedet Primadi, isteri menteri ketenaga kerjaan marifah hanif, diterima  langsung Bupati Bangli I Made Gianyar di Wantilan Desa Pengotan Bangli.

Pada kesempatan itu Bupati Made Gianyar menyampaikan fenomena kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk seusianya (stunting) sangat berdampak pada tingkat kecerdasan. Selain itu, kata Made Gianyar, kondisi tersebut juga rentan berdampak terhadap penyakit, menurunkan produktifitas sehingga dampak kedepannya menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan. "Untuk itu saya telah meminta OPD terkait menggambil peran dalam upaya penanggulangan stunting, melalui pemahaman terhadap orang tua balita tentang pentingnya pemberian asupan gizi berimbang," ungkapnya. Menurutnya,  tidak hanya orang miskin saja balitanya terancam stunting karena kurang gizi akibat kemampuan ekonomi yang terbatas. "Namun keluarga dengan ekonomi yang mapan pun balitanya juga bisa stunting karena kurang paham tentang asupan gizi yang sehat untuk balitanya,” ujar Made Gianyar.

Terkait stunting yang ada di Kabupaten Bangli,  dipaparkan, dari data tenaga pelaksana gisi (TPG) puskesmas yang ada , bahwa data stunting di 13 desa sebanyak 143 orang. Saat ini upaya pencegahan stunting, lanjutnya, difokuskan pada 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) yaitu sejak mulai masa kehamilan sampai balita berusia 2 tahun , dengan tidak mengesampingkan faktor lain seperti inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian asi eklusif, keberadaan jamban jamban keluarga dan air bersih, pemberian imunisasi dasar lengkap, ventilasi rumah yang baik serta pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Sebagai orang nomor satu di kabupaten Bangli Ia berharap Bangli bebas dari masalah stunting. "Mari kita bersama – sama  seluruh warga Bangli untuk memerangi masalah stunting sesuai tupoksinya masing – masing , kenali dan pahami lingkungan sekitar , pahami dari hamil dan asupan untuk anak balita, sehingga tercipta generasi penerus yang berkualitas dan bisa bersaing diera globalisasi," ajaknya. 

Sementara Sekretaris Direktorat Jendral PPMD Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmgrasi RI, Rosyidah Rachmawati mengatakan permasalahan stunting selama ini masih dipandang seputar realitas kondisi kesehatan akibat dari kekurangan gizi, sehingga selama ini masih didominasi oleh Lembaga dan penyedia layanan dibidang kesehatan. Padahal, menurutnya untuk menurunkan angka stunting penting dilakukan dengan pendekatan multi sektor  melalui singkronisasi program program nasional , lokal dan masyarakat ditingkat pusat maupun daerah yang disebut dengan “konvergensi/integrasi”. "Dengan ditetapkan pencegahan stunting sebagai salah satu prioritas nasional, maka masyarakat desa dan pemerintah desa harus disiapkan untuk mampu memastikan terjadinya konvergensi pencegahan stunting, " ujarnya. Rosyidah  berharap singkronisasi peran serta masyarakat desa sangatlah penting untuk tujuan dari sosialisasi ini. Sebab, lanjutnya, dari sosialisasi ini  masyarakat dapat meningkatkan pemahaman , menguatkan komitmen  , kesiapan masyarakat dan pemerintah desa dalam mengawal efektivitas penurunan stunting di desa.

Hadir pula dalam kegiatan tersebut  Ketua DPRD Kab. Bangli I Wayan Diar, Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Kab. Bangli ny. Sariasih sedana Arta dan Ketua Darma Wanita kab. Bangli Ny. Suardani Giri Putra. Sementara sebagai peserta dalam sosialisasi kali ini perwakilan organisasi perangkat daerah, perbekel, guru paud , kader posyandu dan perangkat desa se- Kabupaten Bangli. ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER