Unik, Rias Pengantin Meriahkan Upacara Proklamasi HUT ke-74 RI di Buleleng

  • 17 Agustus 2019
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 2095 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Ada yang menarik dan cukup menyita perhatian publik dari upacara peringatan detik-detik Proklamasi serangkaian HUT ke-74 Republik Indonesia (RI) di Buleleng, pada Sabtu (17/8/2019) di Lapangan Ngurah Rai Singaraja. Dimana, Bupati dan Wakil Bupati Buleleng serta seluruh Kepala SKPD memakai pakaian Payas Nganten (rias Pengantin) dengan tingkatan Ningrat atau Payas Agung.

Bahkan, dalam payasan itu diwajibkan menggunakan kain songket Buleleng. Bukan itu saja, seluruh pejabat yang hadir dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi diwajibkan bersama pasangan masing-masing lengkap dengan riasan pengantin. Beberapa kepala SKPD bahkan terlihat malu-malu dan canggung saat memasuki tribun kehormatan bersama pasangan dengan pakaian pengantin.

Dan yang paling unik diantara semua pejabat adalah kehadiran Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Buleleng, Gede Komang, yang datang dengan dokar lengkap dengan pasukan dan tabuh Bleganjur pengiring. Kedatangan Kepala Disbud Buleleng ini menjadi perhatian masyarakat Buleleng.

Dalam upacara ini, ada sebanyak 70 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) bertugas pada upacara Kemerdekaan kali ini. Setelah pelaksanaan upacara bendera, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana meminta seluruh pejabat yang memakai payas nganten untuk melakukan parade mengitari lapangan Ngurah Rai, yang langsung mendapat sambutan meriah dari peserta upacara dan masyarakat.

Bupati Suradnyana mengatakan, ide pemakaian payas nganten khas Buleleng saat upacara peringatan proklamasi tercetus oleh dirinya sendiri, setelah melihat Presiden RI, Jokowi memakai pakaian penganten khas Bali ketika kunjungan beberapa waktu. Penggunaan busana rias pengantin khas Buleleng ini untuk memperkenalkan budaya khas Buleleng khususnya busana songket.

"Ini untuk melestarikan busana khas Buleleng agar nantinya tetap digunakan untuk upacara pernikahan karena rias pengantin ini merupakan kearifan lokal jadi bisa digunakan umat lain, karena ini merupakan adat khas Buleleng," kata Bupati Suradnyana. 

Bupati Suradnyana menambahkan, akan terus berupaya memajukan Buleleng secara gotong royong, salah satunya memperkenalkan kearifan lokal Buleleng agar dikenal luas. "Kami terus berupaya bersama-sama untuk memajukan dan melestarikan adat budaya Buleleng," tandas Bupati Suradnyana. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER