Ayah Anggota Polisi Ditemukan Tewas Tergantung di WC, Begini Kronologisnya

  • 03 Mei 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2641 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewarta.com – Diduga depresi akibat permasalahan proyek dan kepikiran kondisi orang tuanya yang sakit-sakitan, seoarang warga asal br.desa Demulih, Susut, Bangli justru nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Korban atas nama I Wayan Subandi (50) yang notabene merupakan ayah seoarang anggota polisi ini, saat ditemukan pertama kali sudah tewas dengan posisi tergatung di plafon kamar mandinya, Jumat (03/05/2019).

Dari informasi yang berhasil dihimpun dilokasi, korban ditemukan pertama kali ini oleh saksi istri korban Ni Wayan Armini (47) sekira pukul 05.30 wita. Saat itu, saksi hendak ke kamar mandi, yang berada di belakang rumah korban. Namun sesampainya di depan pintu wc, saksi justru dikagetkan melihat suaminya sudah dalam keadaan posisi tergantung di plafon wc miliknya dengan mengunakan selendang biru tua.

Dengan serta merta saksi pun berteriak histeris minta tolong kepada anaknya, I Wayan Ika Kariandana (23), seoarang anggota Polri. Selanjutnya anaknya menghubungi babinkamtibmas Desa Demulih untuk proses penanganan lebih lanjut.

Kasubag Humas Polres Bangli, AKP. Sulhadi saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan kasus bunuh diri tersebut. Disampaikan, pasca menerima laporan tersebut, anggota Polsek Susut diback up tim opsnal Polres Bangli telah langsung turun ke lokasi melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Disebutkan AKP. Sulhadi, sesuai hasil pemeriksaan medis hanya diketemukan tanda -tanda umum korban meninggal akibat  bunuh diri dengan cara gantung diri, seperti  pupil kelebaran mediosis, tubuh sudah kaku dan lidah menjulur, keluar cairan sperma dari kemaluan korban. “Tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” tegasnya.

Sementara dari keterangan saksi-saksi, disebutkan, pada malam hari sebelum kejadian, korban sempat bercerita kepada anaknya yang seoarang anggota Polri tersebut mengeluhkan ada permasalah proyek yang ditanganinya di Lombok.  “Selain mengeluhkan masalah proyeknya yang di Lombok, korban juga mengeluh kepada anaknya soal kondisi orang tuanya yang sakit-sakitan. Kemungkinan karena persoalan itu, korban mengalami depresi sehingga nekat gantung diri,” beber AKP. Sulhadi. Atas dasar itu, disimpulkan korban murni tewas akibat gantung diri. Karena itu, pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi dan menganggap kasus tersebut sebagai musibah. ard/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER