Dewan Bangli Sayangkan Menara Pandang Jadi Mubazir

  • 08 April 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1571 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Belum tuntasnya pembangunan Menara Pandang yang telah menelan anggaran Rp 808 juta lebih di ODTW Abang Erawang, desa Suter, Kintamani disayangkan oleh kalangan DPRD Bangli.  Bahkan, Wakil Ketua DPRD Bangli I Nyoman Basma menilai pembangunan Menara Pandang  tersebut jadi mubazir karena diduga kajian awalnya tidak matang.

Hal itu disampaikan Nyoman Basma, saat dihubungi awak media, Senin (08/04/2019). Kata Basma, awalnya pihaknya memuji rencana Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangli untuk membangun Menara Pandang itu. “Tapi ternyata setelah itu berdiri, saya pikir itu kurang kajian yang matang. Terutama menyangkut fungsi dan peruntukkannya, ternyata hasilnya tidak seindah yang dibayangkan,” ungkapnya.

Menurutnya, kalau kajian awal dilakukan secara matang tentunya hasilnya akan luar biasa dan bermanfaat untuk menggaet lebih banyak lagi wisatawan. Terutama menyangkut tempatnya yang dipandang kurang pas.  “Menara Pandang itu kan dibangun dengan tujuan agar wisatawan bisa melihat secara leluasa panorama keindahan Gunung dan Danau Batur. Namun justru saya melihat, itu terhalang oleh hutan. Pohon yang besar itu dan tinggi. Ini akibat kurangnya kajian yang dilakukan. Saya jadi ga ngerti ini,” tegas Politisi Partai Golkar asal desa Suter ini.

Karena itu, keberadaan Menara Pandang tersebut justru dipertanyakan kembali fungsinya. “Kalau memang untuk memandang danau dan gunung supaya tampak lebih indah, mestinya kan dikaji dalam ketinggian berapa. Kemudian, pandangan kita supaya tertuju kemana. Saya pikir itu memang kurang kajian. Semestinya pembangunannya digeser agak ke barat sedikit, baru lebih bagus,” tegasnya.

Oleh karena itu, kesan pengerjaan pembangunan Menara Pandang tersebut setengah hati dan menjadi mubazir tidak dipungkiri pula oleh Basma. “Peruntukkannya sekarang justru menjadi mubazir. Sebab, harapan pembangunan Menara Pandang untuk bisa melihat panorama keindahan alam supaya menjadi lebih indah jika dilihar dari Menara tapi ternyata justru lebih indah dipandang dari bawah tanpa biaya apa-apa,” sesalnya.

Karena itu, pihaknya berharap jika memungkinkan untuk memohon ijin kepada instansi dalam hal ini BKSDA supaya sejumlah pohon yang menghalangi view tersebut bisa ditebang. “Bangunan yang sudah berdiri itu kalau sekarang digeser tentunya tidak memungkinkan. Untuk itu, upaya yang harus dilakukan memohon BKSDA supaya pohon yang didepan itu bisa ditebang untuk digantikan dengan penanaman pohon yang jauh lebih banyak di daerah lain,” pintanya.

Basma juga mengaku belum lama ini sempat masuk ke Menara Pandang tersebut. Hasilnya, kata dia, kondisi didalamnya memang belum bisa dikatakan rampung seratus persen. “Kalau itu dikatakan sudah selesai seratus persen, saya ragukan. Sebab, kondisinya memang masih kotor dan belum tuntas,” jelasnya. Terlebih masih banyak sisa material yang berserakan. Semestinya kata Basma, saat penyerahan dilakukan pembangunannya harus sudah bersih hingga finishing. Termasuk lantainya juga mesti sudah rampung. “Saat masuk kedalam, ada kesan seperti bangunan yang memang belum selesai. Itu mestinya harus dibersihkan dulu, baru dipelaspas. Masak masih ada bahan bangunan sudah dipelaspas. Yang namanya pemelaspasan yang bertujuan untuk penyucian bangunan secara niskala semestinya dilakukan saat bangunan sudah benar-benar selesai,” pungkasnya.  

Secara terpisah Kabid Bina Obyek Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab Bangli, I Wayan Bona, akhirnya mengakui proyek yang pengerjaannya sempat molor itu, akibat adanya adendum desain dan RAB-nya. Dampak dari perubahan RAB itu, menyebabkan anggaran sebesar Rp 808 juta lebih itu hanya bisa menuntaskan pembangunan hingga seperti saat ini saja. “Itu karena ada perubahan RAB. Penyebabnya karena bangunan Gasebo yang telah ada sebelumnya tidak diijinkan untuk di bongkar oleh Kehutanan sehingga terpaksa kita lakukan adendum,” tegasnya.

Yang mana, adendum RAB dilakukan sebelum pengerjaan proyek dilakukan. “Awalnya, direncanakan akan dibangun dekat kamar mandi. Setelah dilakukan adendum diperlebar lagi dan digeser sehingga menyebabkan ada hal-hal yang dikurangi. Dari sebelumnya, tidak ada rencana pembangunan senderan, terpaksa dilakukan penyenderan pada bagian timur,” jelas Bona yang juga selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pembangunan Menara Pandang tersebut.

Lebih lanjut terkait upaya yang akan dilakukan untuk melengkapi kekurangan bangunan yang terjadi, pihaknya mengaku karena kegiatan itu masih dalam masa pemeliharaan sehingga tidak ada masalah. “Karena masih dalam masa pemeliharaan, kekurangannya tentunya akan dilengkapi. Termasuk soal banyaknya lampu mati, itu akibat diguyur hujan dan sekarang juga akan diperbaiki. Selain itu, nanti kita juga akan coba usulkan kembali agar betul-betul Menara tersebut bisa  bermanfaat,” pungkasnya. ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER