Darurat Literasi, Fpmhd-Unud Gandeng Etalase Pengetahuan Gelar Diskusi Literasi

  • 19 Februari 2019
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 1944 Pengunjung
istimewa

Denpasar, suaradewata.com - Bertempat di sekretariat FPMHD-Unud di Jl. SMA 3, Gang : 3, No. 20 C, Denpasar, diskusi di gelar dengan membangun suasana yang santai. Dalam diskusi ini, FPMHD-Unud mengundang dua pembicara yang merupakan aktivis atau penggiat literasi di daerahnya masing-masing. I Wayan Darmayasa yang merupakan Koordinator dari Narmada Bali dan juga I Kadek Nova Semadi yang merupakan Ketua PC KMHDI Bangli Periode 2017-2019. Diskusi ini dipandu oleh seorang moderator yaitu Teddy Chrisprimanata Putra yang pernah menjadi Koordinator FPMHD-Unud Periode 2015-2016. Diskusi yang mengambil tema “Pentingkah Literasi bagi Mahasiswa?” ini di gelar pada hari Minggu (17/02/2019).

Diskusi ini digelar karena mengingat Indonesia, khususnya di Bali sedang berada dalam kondisi anak mudanya malas membaca. Apalagi dikalangan mahasiswa yang seharusnya banyak membaca guna mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Guna membangun kembali kesadaran dan semangat membaca khususnya kalangan mahasiswa Universitas Udayana, maka FPMHD-Unud berinisiatif untuk menyelenggarakan diskusi literasi ini.

“Mahasiswa jaman sekarang lebih akrab dengan gadgetnya dan perlahan-lahan melupakan buku yang merupakan sumber utama dari ilmu pengetahuan, sangat miris. Maka dari itu, kami laksanakan diskusi ini dengan harapan ini akan terus berlanjut agar literasi bisa menjadi budaya khususnya di Lingkungan FPMHD-Unud” ucap Eka April Yanto selaku Koordinator FPMHD-Unud Periode 2018-2019.

Hal senada juga disampaikan oleh Teddy Chrisprimanata Putra yang juga founder Etalase Pengetahuan, yang mengutarakan fakta bahwa rata-rata orang Indonesia hanya baca buku kurang dari satu jam. “Hari ini anak muda sangat menjaga jarak dengan buku, berbeda dengan pemuda jaman dahulu yang memiliki hubungan yang sangat intim dengan buku. Selain itu buku yang dihabiskan orang Indonesia per tahun hanya 5 sampai 9 buku saja”.

Kalimat menarik disampaikan oleh I Wayan Darmayasa di penghujung diskusi ini “Negara hanya menyediakan jaminan kesehatan, bukan jaminan untuk kewarasan. Maka membacalah!”. Rls/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER