Gubernur Berharap Usaha Transportasi Lain Ikuti Langkah BBG Bermitra Dengan WWF

  • 09 Desember 2018
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2208 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com- Dengan menjalin kemitraan dengan Word Wide Fund for Nature (WWF), artinya perusahaan tersebut telah serta merta dalam menjaga lingkungan yang berdampak pada keamanan, kebersihan dan kenyamanan.

Demikian sambutan Gubernur Bali Wayan Koster melalui staff ahlinya pada acara penandatanganan nota kesepakatan atau memorandum of understanding ( MoU), antara Blue Bird Bali dengan WWF di Jimbaran, Badung.

Kedepan, disampaikan Gubernur bahwa infrastrukstur dibidang transpotasi benar-benar dapat bermanfaat bagi lingkungan hidup disamping aspek lainnya seperti keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kesetaraan. 

Karenanya kata Gubernur, lingkungan dan transportasi adalah dua hal yang sama-sama strategis dan penting. Kedua hal ini harus saling sinergi dan tidak merugikan dalam perkembangan pariwisata seperti halnya yang dilakukan Blue Bird di Bali.

"Blue Bird Bali telah menjadi perusahaan transportasi pertama yang mewujudkan komitmennya dengan menjalin kemitraan dengan WWF. Harapan agar usaha transportasi lain bisa mengikuti langkah yang dilakukan oleh Blue Bird grup," tegasya, Minggu (9/12) di kantor Bule Bird di Jimbaran.

Masalah penanganan lingkungan tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Seluruh lapisan masyrakat harus terlibat dalam menjaga dan peduli terhadap lingkungan. Karenanya, gubernur menilai adalah lingkungan dan transpotasi harus sejalan dan sinergi.

Sementara itu terkait dengan MOU ini, dipilihnya Bali sebagai percontohan, karena Bali sebagai garis depan atau wajahnya Indonesia ada di Bali.

"Kami sangat berbahagia karena Blue Bird mau untuk melangkah ke depan, mau diajak kerjasama dan berharap yang lain seperti itu. Ini merupakan suatu komitmen, bukan mencari dukungan pendanaan,” tegas Direktur Konservasi WWF Indonesia ‎Lukas Adhyakso.

Pihaknya berharap Blue Bird Grup sebagai perusahaan yang besar memiliki peran yang sangat besar dalam mempengaruhi dalam merubah perilaku masyarakat. Blue Bird Bali menjadi program percontohan pengelolaan sampah terutama sampah plastik. Sehingga kedepannya agar Blue Bird Grup juga mengembangkan inisiatif yang sama secara nasional.

"Kita juga berharap agar perusahaan yang lain juga bisa melakukan hal yang sama dan meniru Blue Bird Bali peduli terhadap lingkungan," harap Lukas Adhyakso seusai penandatanganan MoU.

Direksi Blue Bird, Noni Purnomo selaku Presiden Direktur Blue Bird Grup mengakui jika Blue Bird Bali menjadi program percontohan pengelolaan sampah terutama dalam hal sampah plastik.

"Bluebird Bali selama ini paling kreatif dengan ide baru dan program-program baru menjadi percontohan di Blue Bird lainnya di Indonesia," ungkap Noni seraya mengapresiasi kepemimpinan Panca dalam memimpin Blue Bird Bali.

Noni mengungkapkan dalam satu tahun di Blue Bird sendiri ada sampah atau botol plastik yang jumlahnya mencapai 1,6 juta.

"Impactnya sangat besar, timbul kesadaran. Kesadaran ini harus dari hati dan keinginan sendiri. Kini kita pun kerjasama dengan bank sampah untuk menghimpun dan menampung sampah plastik," ungkap Noni.

Hal senada dikatakan General Manager Blue Bird Group Area Bali-Lombok, dr. I Putu Gede Panca Wiadnyana bahwa proses penanganan sampah telah diprogramkan sejak lama. Karenanya prosesnya sangat panjang, terutama dalam memberikan pemahaman terhadap tenaga driver di Blue Bird Bali.

“Program ini sudah dijalankan sejak empat tahun lalu, yang sekarang hanya sekedar seremoni. Sudah lama menanamkan ke pengemudi, program tidak akan jalan kalau mainsetnya belum diperbaiki, dan ktivitas dibangun dari sebuah komitmen,” terangnya.

Adapun salah satu upaya penanganan sampah dilakukan dengan bekerja sama dengan pengelola bank sampah, dimana sampah yang ada di kantor khususnya tidak dibuang kemana-mana. "Ya kalau bisa penggunaan plastik dieliminasi atau disubstitusi dengan yang lain,” tutup Panca.mot/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER