Langkah Jokowi Publikasikan Hasil Kerjanya Sudah Tepat

  • 27 November 2018
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1934 Pengunjung
istimewa

Jakarta, suaradewata.com- Keinginan publik untuk menggali informasi melalui media terkait dengan kinerja pemerintahan Joko Widodo seringkali terbentur oleh posisi media itu sendiri apakah pro atau kontra terhadap pemerintahan. Hal ini disampaikan Agus Sudibyo, Direktur Indonesia New Media Watch dalam diskusi publik Kaukus Muda Indonesia (KMI) dengan tema “Indonesia Optimis: Pandangan Media Terhadap Prestasi Dan Kerja Nyata Jokowi”, Senin (26/11/2018) di Kantor KMI, Salemba, Jakarta Pusat.

“Publik tidak perlu mengkhawatirkan media mau kemana karena nantinya yang akan menentukan adalah publik, bukan pemilik media,” ujar Agus.

Menurutnya, Media yang berpihak kepada salah satu pihak memiliki resiko ditinggalkan oleh pembacanya. Artinya, jika berita yang disajikan media tidak disajikan sesuai keinginan publik maka publik akan berpindah ke media lain. Dalam kondisi ini, justru media yang netral lebih diuntungkan.

Pendapat yang sama dikemukakan Herik Kurniawan, Inews Local Network Chief Editor. Ia menilai, posisi media dalam memandang kinerja Jokowi tetap harus kritis, karena bagaimanapun juga sikap kritis diperlukan untuk mengingatkan agar programnya lebih sukses lagi.

Langkah Presiden Joko Widodo dalam menyampaikan hasil kerjanya melalui media sudah tepat. Sebagaimana upaya menyebut markas Avengers untuk mewakili Kapsul Waktu Papua. Ini adalah bagian upaya untuk mempermudah dan mempercepat pemahaman publik atas kinerjanya.

Prestasi dan Kerja Nyata Jokowi pasti banyak, dan sulit disebutkan satu per satu. Tingkat elektabilitas Jokowi, sekitar 52%, itu sudah masuk sudut pandang optimis atas jumlah persentase di atas 50%.

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat LIPI, Wasisto Raharjo melihat, ditengah kompetisi media yang sangat ketat, media juga butuh dukungan para elit untuk bertahan hidup. Namun demikian media perlu juga menyajikan berita yang berimbang.

“Seringkali media mengukuhkan berita yang baik saja, namun lupa dengan yang negatif. Oleh karena itu, media penting untuk bersikap independen,” imbuhnya.

Sementara itu, Karyono Wibowo, Direktur Eksekutif IPI memandang, ditengah kontestasi pemilu 2019, pertarungan narasi-narasi dari calon petahana akan dilawan dengan narasi calon lainnya. Menurutnya, dalam konteks politik pertarungan narasi dari para calon kontestan pemilu adalah sah-sah saja. Namun celakanya, jika narasi tersebut tidak berbasis data maka akan menjadi bumerang bagi calon tersebut.

Dari berbagai survei, rata-rata elektabilitas Jokowi Ma'ruf Amin lebih unggul dibanding Prabowo Sandi. Tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi, berkorelasi dengan tingkat kepercayaan publik. Hal ini salah satunya, dipengaruhi oleh adanya pemberitaan di media.

“Kita semua berharap bahwa dalam pertarungan pemilu 2019 nanti lebih mengedepankan adu gagasan dan program, bukan adu narasi. Saya kira hal itu jika dilakukan akan lebih memberikan pendidikan positif bagi masyarakat,” pungkasnya. rls/red


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER