Dewan Kecewa Program Danau Buatan Tak Tercover Dalam KUA/PPAS

  • 05 November 2018
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2910 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Wacana pembangunan danau buatan untuk mengatasi persoalan krisis air bersih yang melanda wilayah desa Suter, Kintamani dan sekitarnya, nyatanya hingga kini masih sebatas janji palsu belaka. Pasalnya, saat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Perioritas Plapon Anggaran Sementara (KUA-PPAS), Senin (5/11/2018), rencana tersebut tidak tercover dalam rencana anggaran induk APBD 2019.  Karena itu,  kekecewaan mendalam disampaikan  Wakil Ketua DPRD Bangli, I Nyoman Basma. 

Padahal diakui, program pembuatan danau buatan merupakan program besar dan pro rakyat yang sejak lama telah dijanjikan Bupati Bangli.  "Saya kecewa, saat sidang pembahasan KUA-PPAS rencana pembangunan danau buatan tersebut justru tidak tampak sama sekali," sesalnya.  Dijelaskan juga, sesuai komitmen Bupati Bangli, seyogyanya program yang diperkirakan menelan anggaran mencapai Rp 15 miliar tersebut mesti direalisasikan tahun 2019.  "Kasian masyarakat, sejak lama hanya menerima janji-janji palsu", tegasnya.

Oleh karena itu, pihaknya kembali mengingatkan Bupati Bangli, terkait komitmennya untuk bisa segera merealisasikan pembangunan danau buatan tersebut untuk bisa mengatasi persoalan krisis air bersih yang sejak turun temurun dirasakan masyarakat setempat. Terlebih kata politisi Partai Golkar ini, dampak krisis air bersih tersebut merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan perekonomian masyarakat kian terpuruk. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan air bersih saja, masyarakat harus membeli air dengan harga relatif mahal, yakni Rp. 250 ribu per tangki. Dan rata-rata setiap kepala keluarga membutuhkan tiga tangki air untuk setiap bulannya. Dengan kata lain, pengeluaran masyarakat untuk membeli air bersih saja mencapai 750 ribu per bulan. 

Karena itu, Basma yang saat itu didampingi Wakil Ketua Komang Carles, juga mengusulkan alternatif lain untuk menanggulangi krisis air di Kintamani dengan mengoptimalkan sumber air di Lembean dan Pebini, Desa Catur. "Debit air di Pebini dan Lembean sangat sangat besar. Kalau itu bisa diangkat dan dioptimalkan, jangankan Kintamani, sampai ke wilayah Bangli pun bisa mendapatkan tambahan suplai air”, sahut Komang Carles.ard/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER