Rumah Relokasi Untuk 50 KK Korban Banjir Bandang Yeh Mampeh Akhirnya Diresmikan

  • 27 Agustus 2018
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2967 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Rumah Relokasi sebagai tindak lanjut penanganan bencana alam tanah longsor dan banjir bandang yang terjadi pada 11 Pebruari 2017 yang menimpa beberapa desa di Kecamatan Kintamani, akhirnya diresmikan. Rumah relokasi untuk para korban tersebut, dibangun diwilayah Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kintamani, Senin (27/08/2018).

Pembangunan rumah relokasi ini, setelah tim transisi darurat bencana berupaya melakukan pemulihan untuk segera mengembalikan dan membangkitkan sendi sendi kehidupan masyarakat sehingga tidak terlalu larut dalam kesedihan, sehingga dapat kembali beraktifitas untuk membangkitkan perekonomian. Acara yang di pusatkan di halaman depan rumah relokasi korban bencana dihadiri oleh Wakil Bupati Bangli, Sekda Bangli, Perwakilan BPBD Provinsi Bali, Kalak BPBD Kabupaten Bangli, Kadis PU Kabupaten Bangli, Kadis Kesehatan, Perbekel Desa Batur Selatan dan masyarakat Setempat.

Sekda Bangli Ir. IB Gde Giri Putra,MM selaku ketua tim transisi Darurat Bencana dalam laporannya, menyampaikan peristiwa tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Bangli pada tahun 2017 lalu untuk wilayah Kintamani telah membawa dampak dengan adanya korban jiwa dan material bagi korban bencana, sehingga menimbulkan duka yang mendalam. Atas dasar itulah Pemerintah Kabupaten Bangli membenntuk tim transisi darurat bencana menuju kepemulihan dengan harapan dapat segera membangkitkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Lanjut, kegiatan yang dilakukan tim transisi adalah merelokasi warga masyarakat di Dusun Bantas, Desa Songan B, yang merupakan korban bencana tanah longsor serta merelokasi warga masyarakat di Desa Yeh Mampeh, Desa Batur Tengah yang merupakan Korban Banjir Bandang.

Namun karena proses ijin yang menggunakan lahan hutan bagi warga Dusun Bantas sampai saat ini belum turun dari kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, sehingga proses pembangunan relokasi belum bisa dilakukan. “Akan tetapi untuk korban banjir Bandang dusun Yeh Mampeh Desa Batur Selatan sudah dapat dituntaskan karena lahan yang dipakai adalah lahan desa dan sebagian lahan milik pribadi,” tegasnya. Dari 50 KK yang harus direlokasi, sebanyak 28 KK direlokasi di lahan milik Desa. “Sedangkan 22 KK kami relokasi di tempat milik pribadi yang tersebar di daerah desa Batur Selatan,” jelasnya.

Pembangunan relokasi menggunakan sistem swakelola setiap unitnya sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh Juta Rupiah). Rinciannya, Rp. 25 juta. berasal dari dana siap pakai dan (DSP) BNPB RI. Sedangkan Rp 15 Juta, berasal dari sumbangan pihak ke-3 yang dikelola melalui rekening pengelola bantuan Bencana alam Pemerintah Kabupaten Bangli. Untuk proses diawali dengan peletakan batu pertama dan sampai selesai pada 23 Desembar 2018.

Sementara dalam sambutan Bupati Bangli yang di bacakan oleh Wakil Bupati Sang Nyoman Sedana Arta, menyampaikan sebagaimana kita ketahui pada tahun 2017 lalu “Kabut Hitam” menyelimuti Kabupaten Bangli yang di tandai dengan cuaca extrim berupa hujan deras secara terus menerus dari semenjak awal tahun. Hal tersebut membawa dampak kejadian bencana berupa tanah longsor yang menerjang pemukiman warga yang menimbulkan korban jiwa di beberapa desa di kintamani seperti Desa Songan, terdapat korban 7 orang meninggal, Desa Subaya 1 Orang Meninggal, 4 Orang meninggal di Desa Awan, 1 orang di desa Sukawana dan beberapa mengalami luka berat dan luka ringan, termasuk kerusakan lahan pertanian milik masyarakat dan infrastruktur  milik pemerintah seperti jalan dan jembatan. Dampak cuaca buruk juga menimbulkan banjir bandang yang mengakibatkan rumah warga dusun Yeh Mampeh terendam. “Dengan peresmian rumah relokasi untuk 50 KK ini, kita berharap kepada warga segera bisa menempati rumah yang telah dibangun dan segala aktifitas masyarakat bisa berjalan dengan normal lebih fokus lagi melakukan kegiatan sehari-hari seperti bertani dan kegiatan lain yang dapat membangkitkan ekonimi keluarga masing-masing,” ungkapnya.

Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat agar juga kedepan lebih menjaga lingkungan, sehingga daerah Kintamani yang secara geografis merupakan daerah yang banyak zona merah yang rentan terjadi bencana bisa lebih melakukan langkah-langkah strategis terkait dengan penanggulangan bencana dan konservasi lingkungan sekitar. Dikatakan juga untuk hari ini baru bisa di laksanakan untuk Batur Selatan saja. Sedangkan untuk di Songan B masih dalam proses pengurusan lahan, sehingga kita berharap proses tersebut berjalan dengan lancar karena terkait dengan kementerian lingkungan hidup dan kehutanan RI. “Apabila sudah mendapatkan ijin segera kita bisa bangun rumah relokasi untuk hunian baru yang lebih aman dan memulai kehidupan yang baru,” tegasnya.ard/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER