Pondok Pesantren Cadangpinggan Adakan Tausiyah Kebangsaan untuk Keutuhan NKRI: "Melawan Hoax dan Pen

  • 26 Mei 2018
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 4582 Pengunjung
istimewa

Indramayu, suaradewata.com - Dalam upaya untuk terus menguatkan persatuan NKRI, Ponpes Cadangpinggan, Indramayu dan Komunikonten mengadakan Tausiyah Kebangsaan dengan tema "Santri Melawan Hoax dan Penyalahgunaan isu SARA Untuk Keutuhan NKRI", Kegiatan ini akan diselenggarakan di Ponpes Cadangpinggan, Sukagumiwang, Kab Indramayu, Jawa Barat, dengan pembicara: KH. Buya Syakur Yasin, Pimpinan Ponpes Cadangpinggan, pada Senin, 28 Mei 2018, pukul 16.00 WIB.

Hariqo Wibawa Satria dari Komunikonten menjelaskan kita ber-NKRI bukan hanya untuk 100 tahun saja, tapi untuk selamanya. Ibarat bangunan, jika kita ingin bangunan NKRI ini kokoh hingga kiamat tiba, kuat dari gempa bumi, maka salah satu caranya adalah dengan membangun fondasi persatuan yang kokoh. Apa yang kami lakukan ini meskipun kecil, merupakan bagian dari gotongroyong besar untuk memperkokoh fondasi persatuan tersebut.

“Meskipun bangsa Indonesia mempunyai kekeluargaan dan modal sosial yang kuat, namun jika terus menerus dihantam oleh hoax dan penyalahgunaan isu SARA, maka lama kelamaan akan rapuh juga. Oleh karenanya kampanye dan pendidikan media harus terus dilakukan demi kemajuan dan keutuhan NKRI”. Ujar Hariqo di Jakarta, 26 Mei 2018

Hariqo menambahkan, kegiatan juga bertujuan agar konflik-konflik yang terjadi di beberapa negara tidak terjadi di Indonesia. Menurut Hariqo, semua negara saat ini perang menghadapi hoax seperti di Jerman, Malaysia, Inggris dan negara-negara di Timur Tengah. Berbagai upaya melawan hoax, kampanye hitam, penyalahgunaan SARA bukan hanya terjadi di Indonesia melainkan di seluruh dunia. Karena semua negara memiliki kepentingan nasional yang sama, yaitu ingin keutuhan negaranya terjaga, ingin warganya rukun, ingin negaranya maju.

“Perang proxy di Timur Tengah salah satunya disebabkan antisipasi terhadap kabar-kabar bohong yang beredar di masyarakat. Logika sederhananya, negara kuat pasti sulit dipecah belah, sedangkan negara lemah mudah diadu domba antarwarganya”, tambah Hariqo yang juga alumnus Pascasarjana Universitas Paramadina Jurusan Diplomasi Internasional ini.rls/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER