Pendangkalan dan Kesulitan Akses, Koster Berjanji Tata Pantai Pemelisan

  • 07 Maret 2018
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3919 Pengunjung
istimewa

Denpasar, suaradewata.com - Calon Gubernur (Cagub) Bali nomor urut 1, Wayan Koster, Selasa (6/3) turun ke kawasan Suwung, wilayah Desa Pekraman Sesetan, terkait terkait penataan dan kesulitan akses di kawasan Pantai Pemelisan yang sekaligus tempat muara aliran Tukad Rangda. Padahal kawasan tersebut, sudah sejak dahulu menjadi kawasan suci yang digunakan oleh warga Desa Adat Sesetan dan sekitarnya sebagai tempat melasti dan penganyutan (membuang sisa abu pembakaran jenasah), juga tambatan kapal nelayan tradisional. Seperti apakah?

Kepada Koster, tokoh masyarakat Sesetan Nyoman Nirka atau yang dikenal dengan Man Tompel menuturkan, kawasan yang dulunya tempat menyeberang menuju Pura Sakenan ini, seiring waktu mengalami perubahan yang cenderung merusak kelestarian lingkungan alam sekitarnya. Bahkan menjadi tempat pembuangan sampah. Aliran sungai Tukad Rangda dan Pantai Pemelisan mengalami pendangkalan. “Sekarang kalau air surut seperti saat ini, kedalamannya mencapai dua setengah meter. Dan saudara-saudara kami di Sidakarya sudah tidak kebanjiran lagi," ujarnya.

Selain itu untuk menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar sebagai hutan bakau, pihaknya telah menanam berbagai tanaman. Pihaknya menata sendiri dengan biaya sendiri, termasuk membangun bale piasan ini yang digunakan sebagai tempat banten bagi krama yang sedang melakukan upacara nganyut. Namun untuk merealisasi itu semua, pihaknya terkendala sejumlah kebijakan pemerintah. Salah satunya untuk membangun akses jalan, pihaknya memerlukan izin menggunakan lahan Tahura yang berada di bawah Kementeria Kehutanan. Maupun Balai Sungai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida. Maka itu pihaknya bersama sejumlah tokoh masyarakat setempat berharap agar Cagub Wayan Koster bersedia membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. "Kami minta Pak Koster bisa membantu menyelesaikan permasalahan kami ini," pintanya.

Menyikapi aspirasi tersebut, Koster bersedia membantu menuntaskannya ketika sudah terpilih pada 27 Juni 2018 nanti. "Saya yang pertama pasang badan kalau ada yang mengahalangi, apalagi ini terkait menjaga kelestarian kawasan suci serta adat budaya Bali," tegasnya. Sebab hal itu lanjut Koster sesuai dengan kosep pembangunan Bali Koster-Ace yakni "Nangun Sad Kertih Loka Bali.” Dimana dalam konsep ini adalah bertujuan menjaga keseimbangan alam Bali, menjaga kelestarian adat, seni dan budayanya  untuk kesejahteraan masyarakat Bali.  "Nanti kita bantu kembangkan juga menjadi sebuah kawasan ekonomi terpadu pesisir pantai. Nanti bila perlu saya undang Menteri Kelautan kemari," katanya. Dengan begitu menurut pihaknya, kelestarian alamnya terjaga, juga kelestarian adat seni dan budaya Bali terus terawat dengan baik.

Hadir pula dalam kegiatan tersebut Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Sekretaris DPC PDIP Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, Bendahara DPC PDIP Denpasar Ketut Suteja Kumara, Anggota FPDI Perjuangan DPRD Bali IGK Budiartha dan anggota Fraksi PDIP DPRD Denpasar serta sejumlah tokoh masyarakat Desa Sesetan dan Sidakarya. gin/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER