Peringatan Hari Sumpah Pemuda Di Karangasem Berlangsung Khidmat

  • 29 Oktober 2017
  • 00:00 WITA
  • Karangasem
  • Dibaca: 2856 Pengunjung
suaradewata.com

Karangasem, suaradewata.com - ‎Pemerintah Kabupaten Karangasem Gelar Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-89 Tahun 2017 dengan Inspektur Upacara Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri dan Pemimpin Upacara, M.Arif (unsur KNPI) dengan petugas Pengibar Bendera yakni Purna Paskibra dari SMAN 2 Amlapura, dengan Petugas Pembaca UUD 1945 I Wayan Gede Suastika dan petugas Pembaca Teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia tahun 1928 I Kadek Edy Saputra, bertempat di Lapangan Tanah Aron Amlapura, Sabtu (28/10/2017).

Peringatan yang mengusung tema "Pemuda Indonesia Berani Bersatu"  itu dihadiri Wabup Artha Dipa beserta Ibu,  Ketua DPRD I Nengah Sumardi beserta Ibu,  Anggota DPRD Karangasem beserta Ibu, Forkopimda beserta Ibu, Ketua Pengadilan Negri Amlapura beserta Ibu, Sekda, Staf Ahli Bupati, Asisten dan Kepala OPD dijajaran Pemkab. Karangasem beserta Ibu, Keoala Instansi Vertikal beserta Ibu, Para Hakim, Jaksa, TNI, Polri, Kepala BUMN dan BUMD se-Kab.Karangasem, Ketua Ormas Pemuda dan Organisasi Wanita se-Kab.Karangasem.

Dalam amanatnya, Bupati Mas Sumatri saat membacakan pidato Menteri Pemuda dan Olahraga RI terkait Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 tahun 2017 menyampaikan bahwa Hari Sumpah Pemuda (HSP) merupakan hari yang sangat bersejarah dalam perjuangan Bangsa Indonesia. Diceritakan, delapan puluh sembilan tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928, sebanyak 71 pemuda dari seluruh penjuru tanah air, berkumpul di sebuah gedung di jalan Kramat Raya, daerah Kwitang Jakarta. Mereka mengikrarkan diri sebagai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yaitu Indonesia."Kita tentu patut bersyukur atas sumbangsih para pemuda Indonesia yang sudah melahirkan Sumpah Pemuda. Sudah seharusnya kita meneladani langkah-langkah dan keberanian mereka hingga mampu menorehkan sejarah emas untuk bangsanya," ujar Mas Sumatri.

Dalam sebuah kesempatan, lanjut Mas Sumatri menyampaikan, Presiden Republik Indonesia yang pertama, Bung Karno pernah mengatakan,"Jangan mewarisi abu sumpah pemuda, tapi warisilah api sumpah pemuda. Kalau sekedar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang, sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air, tapi itu bukan tujuan akhir,' katanya.

"Pesan itu artinya sangat mendalam khususnya bagi generasi muda Indinesia. Api sumpah pemuda harus kita ambil dan terus kita nyalakan. Kita harus berani melawan segala bentuk upaya yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Kita juga harus berani melawan ego kesukuan, keagamaan dan kedaerahan kita," ucapnya.

"Mari kita cukupkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Stop segala bentuk perdebatan yang mengarah pada perpecahan bangsa. Sudah saatnya kita melangkah ketujuan lain yang lebih besar, yakni mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Mas Sumatri mengakhiri Pidato Menteri Pemuda dan Olahraga RI.

Dalam kesempatan itu, Bupati Mas Sumatri pun menyampaikan keprihatinan terkait  situasi yang melanda Kabupaten Karangasem,"Saat ini kita semua sedang berada pada situasi siaga darurat bencana erupsi gunung agung. Untuk itu Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat Karangasem yang dengan segala kepeduliannya telah bahu-membahu bergandengan tangan, serta welas asih menolong dan menyelamatkan saudara-saudara kita yang sedang dalam suasana panik menyelamatkan diri, keluarga dan harta bendanya, setelah mendengar informasi bahwa Gunung Agung telah berada pada status awas pertanggal 22 Srptember 2017 lalu," ujarnya.

Melalui kesempatan itu, Mas Sumatri menghimbau kepada seluruh masyarakat Kab.Karangasem dimanapun berada, untuk tidak terus menerus larut dalam suasana kepanikan, segeralah konsolidasi rasa dan rasionya masing-masing, ikuti dan taati petunjuk resmi dari pemerintah, hindari dan abaikan informasi dari media maupun sumber informasi yang tidak jelas atau berita hoax serta tetaplah bersatu padu dan bergandengan tangan

dalam suasana paras-paros sarpanaya, segilik seguluk selunglung sebayantaka dalam menghadapi atau menjalani situasi darurat bencana ini. nov/rls/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER