Atraksi Reog Hibur Warga Pengungsian di Lapangan Sutasoma

  • 06 Oktober 2017
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 3018 Pengunjung
suaradewata.com

Gianyar, suaradewata.com - Kapolres Gianyar AKBP Djoni Widodo memberikan hiburan kesenian khas Reog Ponorogo bagi para pengungsi di posko Sutasoma, kecamatan Sukawati, Kamis (5/10). Para seniman asal Jawa Timur ini beraksi menari diiringi gamelan dan juga menggunakan api untuk beratraksi yang memukau warga pengungsian.

Anak-anak pengungsi yang menyaksikan atraksi pun terheran-heran dengan aksi seniman yang dibawa oleh jajaran Polres Gianyar itu. Kapolres Gianyar, AKBP Djoni Widodo, mengaku dirinya memiliki darah Ponorogo dari sang ayah dan ibu dari Kediri, Jawa Timur. "Saya orang Jawa Timur, saya membawa ini ikut tergerak menghibur pengungsi," ujar AKBP Djoni Widodo. Seniman reog itu sendiri, selain terdiri dari warga Jawa Timur yang tinggal di Bali, juga sebagian terdiri dari anggota kepolisian.

AKBP Djoni berjanji, aksi hiburan reog ini tidak hanya dilakukan kali ini saja. "Kami akan agendakan lagi secara rutin untuk menghibur warga pengungsian, karena mereka juga sama saudara kita yang sedang tertimpa musibah keadaan," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Gianyar, Made Mahayastra yang turut menyaksikan pertunjukkan Reog Ponorogo mengatakan, "Kami berterima kasih kepada Kapolres Gianyar yang telah mebawa kesenian Reog untuk menghibur warga di pengungsian. Kami ajak kepada seniman yang lainnya lagi untuk ikut ambil bagian di sini," ujar Mahayastra.

Ia juga baru pertamakali ini menyaksikan secara lengkap pertunjukkan Reog Ponorogo. “Saya baru pertama kali melihat secara utuh tari Reog Ponorogo, biasanya hanya sebagian saja,” kesannya.

Salah satu pengungsi Sutasoma, Kadek Agus Mardika, asal Banjar Linggasana, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, mengaku senang dengan kehadiran hiburan tersebut. "Saya senang, lumayan, ada api, kuda lumpingnya," ujar siswa SMPN 3 Bebandem yang sekolah sementara itu SMPN 2 Sukawati itu. Dia berharap hiburan macam ini rutin digelar. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER