Wagub Tak Berikan Sambutan Saat Pembukaan Porprov Terkesan Politis?

  • 18 September 2017
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 3723 Pengunjung
suaradewata.com

Gianyar, suaradewata.com – Acara pembukaan Porprov Bali XIII di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Minggu (17/9) disebut terkesan berbau politis. Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta yang hadir sebagai orang nomor 2 dalam birokrasi di Bali, ngeloyor pergi meninggal kursi VVIP setelah tidak sempat memberikan kata-kata sambutan.

Insiden kecil pun sempat mewarnai saat acara pembukaan, salah protokol Wakil Gubernur sempat bersitegang dengan panitia pelaksana Porprov. Namun berkat kesigapan aparat yang berjaga dilokasi, kedua belah pihak bisa dilerai. Kesan politis untuk menjegal Ketua DPD I Partai Golkar Bali yang dikenal dengan Sudikerta Gubernur Bali (SGB) untuk muncul di Gianyar pun tampak.  Menyikapi hal itu, Ketua DPD II Partai Golkar Gianyar Made Dauh Wijana sangat menyayangkan kejadian tersebut saat event besar setingkat provinsi terjadi. Dauh berharap jangan sampai ada pengaruh politik masuk dalam pagelaran olahraga. "Sangat disayangkan, jangan olahraga dipolitisir dan dicederai dengan masalah politik,” ujar Dauh Wijana saat dikonfirmasi via telpon, Senin (18/9).

Lebih jauh dikatakannya, untuk apa mengundang pejabat apalagi pejabat representatif pemprov yang mewakili Gubernur Bali jika memberikan sambutan. "Kita berharap agar ini diclearkan, apakah sudah diagendakan untuk beliau (Sudikerta) memberikan sambutan," tukasnya.

Kalo memang sudah tercantum dalam agenda sangat disayangkan dalam pagelaran olahraga milik provinsi sampai terjadi kesalahan seperti itu. Jangan sampai karena menjadi salah satu kandidat, kegiatan olahraga dipolitisir. "Tetapi secara logika, ketika mengundang pejabat yang lebih tinggi untuk hadir, mestinya diberi kesempatan untuk memberikan sambutan," tekannya.

Sementara itu, Anggota Fraksi Golkar DPRD Gianyar, I Gusti Ngurah Anom Masta, juga kecewa terhadap pelaksanaan pembukaan Porprov di Gianyar. “Masak diminta memberikan sambutan, setelah atlet dibubarkan,” keluh Anom Masta.

Selain itu, Anom Masta juga mempertanyakan pengadaan tiket gratis bagi undangan dan peserta. “Dengan tanda peserta saja, sudah bisa untuk memabatasi agar tidak semuanya bisa masuk ke stadion. Pembuatan tiket itu mubazir, hanya buang-buang anggaran saja,” katanya. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER