Artison Andarawata : “Papi Berpesan Alangkah Indahnya Jika Presiden Bersatu”

  • 11 September 2017
  • 00:00 WITA
  • Klungkung
  • Dibaca: 4152 Pengunjung
suaradewata.com

Klungkung, suaradewata.com - Dunia seni lukis di Bali dirundung duka. Salah satu maestro seni lukis kontemporer asal Desa Banda, Banjarangkan Klungkung, I Nyoman Gunarsa, tutup usia. Gunarsa tutup usia pada hari Minggu (11/9/2017) di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Sang maestro meninggal lantaran komplilasi penyakit jantung, ginjal, dan belakangan sesak nafas yang dideritanya.

Menurut Gede Artison Andrawata, anak kedua almarhum sebelum berpulang bapaknya sempat memberikan firasat dan kepengen ngobrol dengan anaknya untuk terakhir kali. "Sepertinya pesan bapak ini adalah pesan terakhir kalinya," tutur Sony sambil menirukan ucapan bapaknya.

Saat itu Sony tidak berpikir bapaknya akan meninggalkannya secepat ini. Pasalnya setelah mendapat perawatan karena sesak nafas yang dialami, kondisi bapaknya sudah mulai membaik. Bahkan Sony sempat berpamitan untuk pulang mengganti baju karena sejak dini hari telah menunggui bapaknya.

Namun, lanjut Sony, belum beberapa jam dia sampai dirumah, mendadak dia ditelpon oleh ibunya dan mengatakan jika sang maestro sudah menghembuskan nafas terakhir.

Menurut Sony, sang maestro terakhir kali merampungkan karya lukis dengan mengambali tema Jokowi sedang mendalang. Dalam lukisan itu bercerita tentang mantan presiden RI yang ikut menjadi penabuh gambelan dam sejumlah tokoh menjadi sinden. Lukisan tersebut berjudul alangkah indahnya jika para presiden bersatu. "Padahal kondisi Papi lagi sakit saat merampungkan lukisan itu," beber sony.

Sementara Jenazah dari I Nyoman Gunarsa tiba di rumah duka sekitar pukul 14.30 Wita. Kedatangan jenazah dari Gunarsa, disambut dengan isak tangis dan kesedihan dari kerabat dan warga sekitar.  Sang maestro rencananya akan diaben pada tanggal 30 september nanti.

I Nyoman Gunarsa lahir pada 14 April 1944 di dusun Banda, Banjarangkan, Klungkung. Dia meninggalkan tiga orang anak, diantaranya, Luh Astiti Andrawati, Gede Artison Andarawata, Komang Astiti Sekar Linuih. jul/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER