Begini Rencana Pemkab Bangli Menangani Pencemaran Danau Batur

  • 15 Agustus 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3062 Pengunjung
istimewa

Bangli, suaradewata.com – Pencemaran dan pendangkalan yang terjadi di kawasan Danau Batur, Kintamani, Bangli harus menjadi perhatian serius bagi kita semua. Sebab, pencemaran yang terjadi di danau terbesar di Bali itu, kini sudah masuk dalam level IV dengan kata lain sudah tidak layak untuk dikonsumsi.  Selain itu, pendangkalan di danau Batur juga kian parah. Terbukti, kedalaman danau Batur terus menyusut hingga 8 meter. “Soal danau Batur, kondisinya saat ini memang harus segera diperbaiki. Karena ada pencemaran dan pendangkalan. Dulu dalamnya 88 meter, sekarang sudah menjadi 80 meter dititik pusat yang terdalam. Kalau diluarnya mungkin sudah lebih dangkal lagi,” ungkap Bupati Bangli, I Made Gianyar, SH. M.Hum didampingi Sekda IB Giri Putra, Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Wayan Sukartana, Selasa (15/08/2017).

Lebih lanjut untuk penanggulangannya, kata Made Gianyar, pihaknya akan segera menggundang pihak-pihak terkait, baik dari Propinsi maupun Pusat. Terlebih, kawasan Danau Batur sudah masuk dalam 19 kawasan strategis danau yang akan dibenahi di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Bupati juga mengaku akan mengusulkan terkait belum adanya sempadan danau, termasuk batas danau yang juga tidak jelas. Harapan saya nanti, kawasan danau Batur dibuatkan pembatas, yang nantinya bisa difungsikan untuk rekreasi dan jogging track. Dengan begitu, jika air danau naik juga tidak akan mengganggu masyarakat,” sebut Bupati Bangli dua periode ini.

Bupati asal desa Bunutin, Kintamani ini, juga akan mengusulkan  untuk pembuatan saluran pembuangan. “Selama ini, Danau Batur tidak ada pembuangannya. Itu akan kita usulkan juga,” sebutnya. Menurutnya, lantaran selama ini danau Batur hanya sebagai penampung dari sejumlah sungai dari kawasan balik bukit, pihaknya menawarkan agar untuk membuat bendungan-bendungan sebagai penampung air disejumlah alur sungai sebelum masuk danau,” jelasnya. Misalnya, aliran air sungai dari Sukawana yang akan mengalir ke danau Batur ditampung dulu dalam bendungan. “Dengan system ini, maka keberadaan bendungan tersebut akan banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan petani sekitar,” tegasnya. Dengan cara tersebut, petani juga tidak perlu lagi langsung menarik air danau Batur dengan mesin untuk pertanian yang notabene menjadi salah satu factor pencemaran dikawasan danau Batur. “Bisa dilihat, sekarang berapa mesin ada di kawasan danau Batur. Kalau itu dilarang, tentunya ekonomi tidak jalan. Untuk itu, kita akan meminta kepada pusat termasuk presiden, Danau Batur sebagai kawasan konservasi untuk bisa diperhatikan lebih serius,” tegasnya.

Selain itu, dalam bidang pertanian pihaknya kembali mendorong para petani di kawasan Danau Batur untuk mengembangkan pertanian dengan system organic. “Kalau itu, bisa dilakukan niscaya pencemaran di danau batur bisa ditekan. Salah satu yang kita dorong, dengan menerapkan sistem pertanian organic di kawasan danau Batur.  Ini akan jadi bagus kedepan bagi lingkungan,” jelas Made Gianyar.

Sementara itu, untuk penanggulangan pendangkalan yang terjadi di danau Batur pihaknya menyatakan bisa dilakukan dengan menggunakan alat berat terapung untuk menyedot lumpur dan sampah yang ada di dasar danau. Hal ini, kata dia, sudah dilakukan untuk menanggulangi pendangkalan di danau Beratan. “Selain itu, tentunya masyarakat juga kita harapkan semakin sadar terhadap lingkungan sekitar. Kalau ada plastic atau sampah di danau tolong donk diambil. Jangan nunggu pemerintah saja,” jelasnya. Dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tersebut, pihaknya, mendorong Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bangli untuk membentuk tim kesadaran. Tim ini nantinya yang akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan Danau Batur,” pungkasnya. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER