Dewan Minta Kasek SMK Harus Lebih Inovatif

  • 11 Juli 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3336 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Para Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta di Bangli, harus bisa lebih berinovasi untuk memajukan sekolahnya. Jika hal itu bisa dilakukan, niscaya tidak ada lagi keluhan sebuah sekolah minim mendapatkan siswa baru. Terlebih, penerapan system Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) saat ini, sejatinya untuk pemerataan siswa antar sekolah. Hal ini diungkapkan, Anggota DPRD Bangli, Satriayuda, Selasa (11/7/2017).

Disampaikan, dengan penerapan sistem PPDB  yang baru ini, tidak mengenal lagi yang namanya sekolah pavorit. “Karena itu, saya kaget mendengar ada sekolah SMK yang minim mendapatkan siswa. Bahkan, sampai ada salah satu jurusan yang baru dibuka hanya mendapatkan satu atau dua siswa sehingga menyebakan harus dimarger,” ungkapnya. Terhadap kenyataan tersebut, Politisi PDIP ini menyampaikan, Kepala Sekolah  harus  pintar – pintar membaca peluang  dan lebih berinovasi dalam membuat terobosan. 

Dicontohkan, saat ini ada kecendrungan siswa lebih condong memperdalam ilmu kepariwisataan.  “Peluang itu mestinya lebih banyak bisa ditangkap para Kepala Sekolah SMK,dengan membuka jurusan kepariwisataan,” ungkapnya. Terlebih, kata dia, beberapa sekolah yang membuka jurusan kepariwisataan justru kini  booming siswa. “Sebaiknya jangan  mempertahankan jurusan  yang setiap tahunya miskin siswa. Kalau tidak mau sekolahnya minim siswa, seorang Kasek  harus berani  berbuat membuat terobosan baru  untuk kemajuan sekolah,” jelasnya .

Seperti diketahui sejumlah SMKN di Bangli, banyak mengeluhkan minim mendapat siswa baru. Salah satunya di SMKN I Susut yang  dalam PPDB  tahun ini hanya mendapatkan 85 siswa dari kuota sebanyak 252 siswa. Dari enam  jurusan yang  ada, khusus jurusan pemasaran hanya mendapat  1 siswa. Sedangkan jurusan teknik  kontruksi batu beton hanya  2 siswa. Karena itu, kedua jurusan itu terpaksa dimarger dengan jurusan lainnya. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER