Wow,,,Kontes Anjing Kintamani Piawai “Berdansa”

  • 06 Mei 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 5110 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, Suaradewata.com - Kepintaran ras anjing Kintamani, yang telah mendapat pengakuan dunia, kembali dipertontonkan dan dibuktikan saat Kontes Anjing Kintamani yang digelar di Lapangan Kapten Mudita, serangkaian menyemarakkan Hut Kota Bangli ke 813, Minggu (06/05/2017). Kontes diikuti ratusan peserta dari seluruh Bali dan luar Bali. Hebatnya, berbagai gerakan mampu ditampilkan anjing yang berasal dari daerah dingin, desa Sukawana, Kintamani ini. Bahkan, Anjing Kintamani yang sudah terlatih juga mampu menari dan berdansa sesuai irama musik yang mengiringi. 

Wakil Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta menyampaikan, kontes Anjing Kintamani digelar untuk meningkatkan kualitas anjing Kintamani terutama bagi peternak di desa Sukawana, yang notabene adalah kawasan habitat anjing ini. “Dalam hal pemeliharaan peternak lokal masih kalah kualitasnya dengan yang umum. Karena itu, melalui Kontes ini kita harapkan peternak lokal bisa lebih bersaing lagi sehingga nilai ekonomis anjing Kintamani semakin meningkat,”ungkapnya.

Dalam kontes tersebut, berbagai perlombaan digelar dibagi menjadi tiga katagori, yakni kelas anakan, remaja, dan dewasa. Perlombaan meliputi, lomba  anatomi, lomba makan hingga ketanggkasan. Dalam adu ketangkasan ini, anjing Kintamani nyatanya tidak kalah saing. Dengan ras anjing dunia lainnya. Tidak hanya piawai menari, anjing ras kintamani juga mampu menirukan berbagai prilaku manusia mengikuti  instruksi pemiliknya. Selain itu, ras anjing Kintamani mempunyai kelebihan memiliki insting yang kuat, sehingga sangat cocok sebagai penjaga rumah (dog alarm). 

Dikatakan, secara fisik anjing kintamani mempunyai sejumlah keistimewaan dengan ciri khas yang membedakan anjing kintamani dengan anjing lainnya, yakni mempunyai bulu tebal dan berbadong, kuping beridiri dan postur tubuh tegak serta berekor seperti tupai. Untuk melindungi populasi anjing Kintamani dari virus rabies, selain rutin dilakukan vaksinasi.  “Pemkab Bangli juga telah membuat Perda Anjing Kintamani,” tegasnya. Dalam hal ini, diperlukan partisipasi masyarakat juga untuk senantiasa merawat dan menjaga anjingnya dengan lebih baik.

Sebab, melalui proses yang panjang Anjing Kintamani telah ditetapkan sebagai rumpun anjing trah asli Indonesia tahun 2014 oleh Kementerian Pertanian melalui SK No. 581/KPTS/SR.120/4/2014. Selanjutnya, Pemkab Bangli memperkuat dengan Perda No.04 tahun 2015 tentang perubahan atas Perda No.02 tahun 2010 tentang kawasan pelestarian anjing Kintamani. Dalam Perda No.04 tahun 2015 ada pengakuan terhadap tiga jenis warna dan campurannya pada anjing kintamani, yaitu warna putih, hitam, coklat dan anggrek serta pengembangan kawasan pelestarian menjadi Sukawana, Siakin dan Pinggan. “Melalui Kontes ini, kita harapkan bisa mendidik masyarakat untuk lebih memperhatikan kesejahteraan hewan peliharannya sehingga memberikan peluang anjing kintamani menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri,” tegasnya. Selain itu, dalam mencegah penyebaran virus rabies, dalam Perda tersebut juga sudah diatur pembatasan keluar masuknya anjing dan hewan penular rabies.

Sementara itu, I Nengah Darsana salah seoarang peserta kontes, mengaku telah lama melokoni pembudidayaan anjing Kintamani. Sebab, menurutnya dengan berbagai keunikan yang dimiliki Anjing Kintamani, telah menyebabkan jumlah peminatnya semakin meningkat. Sehingga secara ekonomis sangat menguntungkan petani anjing Kintamani. Terlebih, disampaikan, perawatan dan pemeliharaan Anjing Kintamani sangat mudah dan tidak ribet. “Pemiliharaan sangat sederhana dan tidak ribet. Yang penting diberikan makan dan minum secara teratur,” ungkap Darsana yang juga anggota DPRD Bangli ini. Bahkan kata Darsana, jika pemeliharaannya dilakukan secara professional, kepintaran dan ketangkasan Anjing Kintamani diyakini bisa melebihi anjing ras dunia lainnya. “Oleh karena itu, nilai ekonomis anjing Kintamani sangat tinggi. Untuk anjing yang sering diikutkan dan dapat banyak sertifikat, nilainya jualnya semakin tinggi. Bahkan bisa mencapai puluhan juta,” tegasnya. Saat ini, untuk anakan saja harganya bisa mencapai Rp 2 juta. “Peminatnya sangat banyak dan kerap menyebabkan pembudidaya anjing Kintamani kewalahan meladeni,” pungkasnya. ard/dev


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER