Untuk Bisa Nelpon, Warga Desa Siakin Terpaksa Mendaki Bukit
- 19 April 2017
- 00:00 WITA
- Bangli
- Dibaca: 2639 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com - Ditengah kemajuan dunia teknologi komunikasi saat ini, nyatanya tidak semua masyarakat Bangli bisa menikmatinya. Buktinya masyarakat yang tinggal dibalik bukit sampai saat ini, masih kesulitan untuk dapat mengakses teknologi komunikasi tersebut. Seperti yang dirasakan masyarakat Desa Siakin, Kintamani ini. Desa dengan jumlah penduduk hampir 2.000 jiwa ini, kesulitan mengakses teknologi komunikasi karena terbentur tidak ada jaringan (blank spot). Untuk dapat melakukan komunikasi dengan handphone, warga terpaksa harus mendaki bukit untuk mendapatkan signal. Atas persoalan ini , pihak desa telah melayangkan surat yang ditujukan kepada Dinas Kominfo dan Persandian , agar di wilayahnya dibangun menara telekomunikasi.
Tokoh masyarakat Desa Siakin, Jro Bawa saat dikonfirmasi awak media, Rabu (19/04/2017), mengakui realita yang terjadi diwilayah setempat. Disampaikan, letak geogragis desa Siakin yang diapit bukit yang mengakibatkan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani kesulitan mengakses teknologi komunikasi "Karena letak desa kami berada dibawah dan diapit bukit, menyebakan signal tidak ada atau blank spot" ujar pria yang juga Ketua Komisi 1 DPRD Bangli ini.
Padahal, lanjut Jro Bawa, ditengah kemajuan teknologi masyarakat dituntut melek informasi dan teknologi. Dicontohkan, untuk urusan di kantor desa , kini semua data harus diakses via internet. “Oleh karena itu, perangkat desa kami banyak yang mengeluh, karena tidak ada jaringan untuk bisa mengakses informasi dan teknologi tersebut,” tegasnya. Untuk melakukan komunikasi, sebagian warga setempat mesti melakukan perburuan signal. Sampai- sampai harus mendaki bukit. "Itu kondisi yang dialami masyarakat kami. Untuk mendapatkan signal masyarakat harus susah payah mendaki bukit " kata Jro Bawa.
Atas persoalan tersebut, pihaknya berharap pemerintah bisa menfasilitasi agar investor mau membangun menara telekomunikasi di desa Siakin. "Untuk masalah tanah yang nantinya dianggap tepat untuk mendirikan tower, pihak desa sudah siap memfasilitasi,” ungkapnya.
Ditempat terpisah Kadis Komunikasi Informasi dan Persandian , Dra I Wayan Manik , saat dikonfirmasi , mengakui ada beberapa wilayah di Bangli masuk kategori blank spot. "Memang ada beberpa wilayah di Bangli yang sampai saat ini masih blank spot, terutama desa yang ada di balik bukit," jelasnya. Oleh karena itu, kata mantan Kadis Perindag ini, untuk pemberian ijin pendirian menara pihaknya kini fokus untuk wilayah yang masuk kategori blank sport. "Sejauh ini di Bangli telah berdiri hampir 80 menara dan ada 6 permohonan untuk mendirikan menara baru dari investor, "ungkap Manik. Dia juga mengakui kalau ada surat dari satu desa , yang pada intinya berharap di desanya dibangun menara telekomunikasi, dengan tujuan masyarakatnya bisa mengakses jaringan komunikasi. “Surat permohonannya itu, sudah kita terima. Namun untuk pembanguannya tentunya berdasarkan kajian investor, layak atau tidaknya dibangun menara disana," pungkas Ni Wayan Manik. Ard/gin
Komentar