Miris….Tidak Mampu Bayar Biaya Pengobatan, Bocah Pasien DB “Tertahan” di RS

  • 19 April 2017
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 7585 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, www.suaradewata.com – Seorang pasien penderita DB inisial RY,11 asal Kecamatan Tabanan harus “tertahan” disalah satu rumah sakit swasta di Tabanan. Pasalnya pihak keluarga tidak mampu membayar biaya pengobatan RY yang mencapai belasan juta selama dirawat di rumah sakit tersebut. Padahal RY seharusnya sudah boleh pulang, namun lantaran dari total biaya yang harus dibayar sebesar Rp. 15.950.500 pihak keluarga baru mampu membayar Rp. 3.000.000 saja sehingga RY harus tertahan di rumah sakit tersebut.

Dari penelusuran tim www.suaradewata.com Selasa, (18/04/207) sekitar pukul 20.45 wita, tampak RY tergolek lemas dalam keadaan masih diinfus meski infusnya sudah habis disalah satu kamar di RS swasta yang lokasinya tidak jauh dari Jalan bay Pass Ir. Soekarno Kediri –Pesiapan tersebut. Meski dalam keadaan terinfus tampak infusnya tidak jalan. Ibu RY, mengaku takut tangan anaknya terkena infeksi karena infus tidak dicabut-cabut karena infusnya sudah habis.

Ditanya kronologis kenapa anaknya bisa di rawat di RS tersebut, ibu RY kemudian menuturkan bahwa anaknya mengalami panas sejak hari Rabu, (12/04/2017). RY kemudian diajak berobat ke Puskesmas Tabanan sekitar pukul 09.00 wita. Setiba di puskesmas anaknya dicek darah dan diketahui trombositnya 73. "Habis cek darah diketahui trombositnya 73, terus dikirim ke RS Tabanan," ucap ibu RY. Sampai di RS Tabanan sekitar pukul 11.00 wita, anaknya langsung di cek darah kembali dan sempat diimpus di UGD. Berselang 30 menit kemudian ibu RY mengaku disuruh mencari kamar. "Saya disuruh nyari kamar, sambil menunggu dapat kamar datang dan bilang anak saya mengalami pengentalan darah, sehingga disarankan rujuk ke RS untuk dirawat di ruang ICU, waktu itu alasan dokter RS Tabanan karena ruang ICU penuh, karena ndak ngerti dan ingin anak saya cepet sembuh saya nurut saja," terangnya dengan nada pelan.

Hari yang sama sekitar pukul 14.00 wita anaknya kemudian dirujuk ke rumah sakit swasta yang dimaksud dan langsung masuk ruang ICU selama 4 hari. Setelah 4 hari tepatnya hari Minggu (16/04/2017), anaknya keluar dari ruang ICU dan memasuki salah satu kamar perawatan di rumah sakit tersebut hingga sekarang. "Saat ini seharusnya anak saya sudah boleh pulang, karena belum lunas anak saya masih ditahan disini, anak saya masih diinfus cuma distop infusnya, padahal masih sisa sedikit, seharusnya kalau memang habis infusnya diganti atau dicabut, saya takut tangan anak saya kena infeksi, sudah dari jam 3 sore tadi gak netes infusnya" beber ibu RY.

Terkait biaya-biaya yang telah dikeluarkan Ibu RY mengaku sudah cukup banyak keluar biaya, mulai dari memeriksakan i Puskesmas Tabanan dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 15.000 dan biaya cek darah sebesar Rp 40.000. Begitu juga saat dirujuk ke RS Tabanan dirinya mengaku dikenakan biaya sebesar Rp 412.966 untuk biaya pembayaran di IGD dengan rincian DL Hematologi Rp 64.500, biaya registrasi masuk Rp 15.000, pemeriksaan doktor umum IRD Rp 25.000, pengambilan spesimen darah dewasa Rp 15.000, memberi obat injeksi Rp 20.000,  pasang infus dewasa Rp 20.000, ambulan Service dari BRSU Tabanan menuju RS Wisma prasanti Rp 125.500 dan Farmasi Depo RS (2015) Rp 127.966. "Biaya di puskesmas dan di RS Tabanan semuanya sudah saya bayar lunas,” akunya.

 

Namun di rumah sakit swasta yang kini tempat anaknya tertahan, dia mengaku baru hanya mampu membayar Rp.3.000.0000. “Biaya di rumah sakit ini total sebesar Rp 15.950.500, saya hanya baru mampu bayar 3 juta, jadi sisanya Rp 12.950.000,” akunya polos. Yang membuat dirinya bingung, lantaran tidak punya uang lagi sebanyak itu, ditambah lagi kata dia jika sampai Rabu, (19/04/2017) belum bisa bayar, maka per hari akan dikenakan biaya tambahan sebesar 540 ribu untuk biaya kamar. "Kalau sampai besok belum bayar, katanya dikenai biaya kamar sebesar 540 ribu dalam satu hari, saya hanya berharap anak saya bisa pulang,” ucapnya paraw.

Lalu apa komentar pihak Rumah Sakit, ? www.suaradewata.com mencoba mendapatkan konfirmasi namun tak satupun berani memberikan statement resmi terkait hal tersebut. Petugas di salah satu loket pendaftaran RS tersebut menganjurkan datang pada Rabu, (19/04/2017) pagi, untuk mendapatkan informasi lebih validnya. "Dia belum bayar sebesar 12 jutaan, biar gak salah informasi, datang besok pagi karena sudah malam hari, karena kami tidak berwenang memberikan informasi," ucap salah satu di bagian loket pendaftaran. 

Begitu juga salah satu perawat Wayan S yang coba ditanya soal infus masih terpasang walau sudah tidak berfungsi lagi. Kata dia memang aturan dari pihak rumah sakit. "Kalau sudah melunasi berarti boleh pulang dan infus dicabut, dan pasien tersebut sudah boleh pulang, karena belum lunas akhirnya ditahan," ucap perawat tersebut. ang/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER