Astaga..!! Berselang Sehari Dua Warga Bangli Tewas Gantung Diri

  • 27 Februari 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3178 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Secara beruntun dua kasus bunuh diri dengan cara gantung diri terjadi dan menggegerkan warga di wilayah Hukum Polres Bangli. Pasalnya, kasus ulah pati ini terjadi hanya dalam hitungan selang sehari, di dua lokasi berbeda yakni di Polsek Kintamani dan Polsek Bangli.

Sesuai informasi yang dihimpun di lapangan, di wilayah Kintamani kasus gantung diri itu nekat dilakukan I Nengah Sena (60) asal desa Bunutin, Kintamani pada Minggu (26/02/2017). Korban diduga nekat bunuh diri karena frustasi akibat penyakit usus buntu yang dideritanya sejak lima tahun terakhir tak kunjung sembuh. Korban, ditemukan tewas tergantung di sebuah pohon jenis gau -  gau dengan ketinggian sekitar 6 meter dari tanah dikawasan jurang desa Bunutin, tepatnya ditegalan milik I Ketut Subrata. Temuan mayat tersebut, tak pelak membuat warga setempat geger.

Kronologis kejadian bermula pada hari Minggu (26 Pebruari  2017) sekira pukul 16.00 wita, pihak keluarga korban curiga karena yang bersangkutan tak kunjung pulang. Selanjutnya, dilakukan pencarian disekitar rumah. Namun korban tidak ditemukan sehingga pihak keluarga dibantu oleh warga masyarakat desa Bunutin melakukan pencarian di wilayah ds Bunutin.  Hingga akhirnya pada pukul 20.00 wita, saksi atas nama Nang Sas menemukan korban sudah dalam keadaan tergantung di TKP  sehingga saksi melaporkan peristiwa tersebut kepada Perbekel ds Bunutin  dan selanjutnya dilaporkan pertelpon ke Polsek Kintamani. 

Kanit Reskrim Polsek Kintamani, AKP. Dewa Gede Oka seijin Kapolsek Kintamani Kompol. Gede Sumena saat dikonfirmasi Senin (27/02/2017) membenarkan adanya laporan kasus tersebut. “Setelah menerima laporan tersebut, kita langsung turun ke lokasi,” ungkap AKP Dewa Oka. Dilokasi, petugas bersama masyarakat setempat berupaya menolong/menurunkan jenazah korban. “Dari hasil olah TKP, identifikasi dan pemeriksaan medis, petugas tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan,” bebernya.  

Terlebih disebutkan, sesuai keterangan dari pihak keluarga korban diterangkan bahwa korban sejak 5 tahun terakhir mengalami sakit usus buntu dan sudah pernah menjalani operasi namun sakitnya sering kambuh. “Karena penyakitnya itu, korban selama ini tidak bisa melakukan aktifitas secara normal dan sehari - harinya istirahat di rumahnya. Kemungkinan karena sakitnya yang tak kunjung sembuh sehingga korban putus asa dan nekat melakukan bunuh diri,” ungkapnya.

Sementara itu diwilayah Polsek Bangli, aksi nekat gantung diri dilakukan korban Ni Wayan Lenyod (44) asal Banjar Landih,Ds Landih, Bangli, Senin (27/02/2017). Kronologis kasus ini, bermula pada sekitar pukul 07.00 wita, korban bersama suami dan anaknya gotong royong, di banjar. Namun sekira pukul 09.00 Wita, saksi sudah tidak melihat korban. Selanjutnya yang bersangkutan pulang ke rumah untuk mngecek keberadaan korban.

Namun setelah di cek, korban tidak ditemukan di rumah. Kemudian saksi sempat menanyakan kepada tetangga sekitar rumah. Hingga akhirnya sekira pukul 10.00 wita, saksi yang berupaya melakukan pencarian hingga ke ladang, justru menemukan korban sudah dalam keadaan tergantung di dahan pohon  kopi yang tingginya sekitar dua meter dengan menggunakan selendang warna hijau.

Kanit Reskrim Polsek Bangli, Iptu Ketut Purnawan seijin Kapolsek Kompol. Dewa Gede Mahaputra saat dikonfirmasi juga membenarkan adanya kasus tersebut. “Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya bekas kekerasan seperti benturan benda keras,” ungkapnya. Dari keterangan saksi-saksi, disebutkan, korban memiliki riwayat menderita gangguan kejiwaan. “Kemungkinan karena penyakit kejiwaannya yang kambuh, korban nekat melakukan aksi bunuh diri,” tegasnya. Atas kasus ini, pihak keluarga juga sudah menerimanya sebagai musibah sehingga menolak dilakukan otopsi. Ard/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER