Ini Kata GPS Soal Pembangunan Hotel Donald Trump

  • 27 Februari 2017
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 2693 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, www.suaradewata.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI I Gede Pasek Suardika (GPS) angkat bicara soal rencana investor Donal Trump membangun BNR Tanah Lot menjadi hotel bintang 6 (enam). GPS menegaskan pihaknya tidak anti investor namun mengingatkan agar siapapun investor yang masuk ke Bali mematuhi bisama kesucian Pura. Hal itu ditegaskan GPS usai menghadiri  Rapat Kerja Daerah (Rakercab) DPC Partai Hanura Tabanan, Minggu (26/02/2017).

“Kalau rencana pembangunan Hotel Berbintang enam di kawasan Tanah Lot terealisasi, Investor harus patuh kepada Bisama Kesucian Pura,” ucap Pasek. Dia menjelaskan, sejatinya ketika tahun 1994 -1995 pembangunan Hotel BNR diberikan ijin, karena ada bisama kesucian pura yang mengatur terkait batas wilayah pembangunan hotel dengan kawasan suci yakni Pura Tanah Lot. “Disana sudah diatur terkait green belt sebagai batas pembangunan hotel dengan kawasan Pura Tanah Lot,” jelasnya. 

Pasek mengaku masih ingat bagimana kasus BNR terjadi dan aksi-aksi demo yang dilakukan baik oleh mahasiswa maupun elemen masyarakat lainya. “Kala itu saya ikut turun ke jalan, jadi masih ingat apa yang terjadi di kasus hotel BNR,” jelasnya. Sedangkan untuk kawasan green belt tersebut saat ini masih ada dengan tidak didirikanya bangunan fisik. “Kini kawasan green belt itu dibangun lapangan golf yang membuat panorama di hotel tersebut  indah dan tidak menyalahi bisama kesucian pura,” ucapnya.

Sedangkan untuk rencana Pemutusan Rencana Kerja (PHK) secara besar-besaran oleh pihak investor Donald Trump. Mantan wartawan dan mantan aktivis KMHDI ini memberikan solusi, bahwa semestinya pihak hotel tidak mengambil keputusan seperti itu. 

“Pihak hotel kan bisa membangun secara bertahap, kalau bisa bagian timur atau bagian lainya dulu dibangun,setelah sebagian selesai karyawannya bisa digeser ke hotel yang sudah jadi, kemudian hotel tempat karyawan bekerja sebelumnya bisa dibongkar, Sehingga tidak ada pemutusan hubungan kerja.” bebernya.

Pasek pun sangat menyadari, bahwa apapun yang dibangun di tanah Bali apabila tidak didasari dengan niat yang baik pasti akan hasilnya tidak baik. Banyak kasus yang dicontohkanya, seperti reklamasi pulau serangan yang sampai sekarang masih terbengkalai. Dan Kasus reklamasi teluk benoa juga masih menyisakan masalah. 

“Tanah di Bali berbeda dengan tanah di luar Bali, jadi pembangunan apapun harus didasari dengan niat yang baik, kalau didasari dengan niat yang tidak baik, sudah ada buktinya reklamasi pulau serangan bermasalah, begitu juga reklamasi teluk Benoa,” ucapnya. ang/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER