Bangli Targetkan Pengentasan Kemiskinan Dengan Pendekatan Tat Twam Asi

  • 31 Januari 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3356 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com – Berbagai upaya terus dilakukan Pemkab Bangli dalam upaya mengentaskan angka kemiskinan yang selama ini masih menjadi persoalan klasik untuk ditangulangi. Salah satu cara yang dirancang adalah pengentasan kemiskinan melalui pendekatan Tat Twam Asi. Dimana seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan dilibatkan secara terkoordinasi untuk melakukan pendampingan untuk pengentasan kemiskinan yang selama ini paling banyak masih ditemukan di 15 desa di Wintang Danu. Demikian disampaikan Wakil Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta didampingi Kabag Protokol Kerjasama dan Komunikasi Publik, Cok Bagus Gaya Dirga, Selasa (31/01/2017).
 
Dijelaskan,  sejatinya Gubernur Bali Made Mangku Pastika memang sudah akan menuntaskan program bedah rumah pada tahun 2017 sebanyak 294 unit di Bangli. Namun sesuai hasil Musyawarah Kelurahan (Muskel) dan Musyawarah Desa (Musdes) se-Bangli, diperkirakan kemungkinan masih ada yang tercecer lagi 120 unit bedah rumah. “Program kemiskinan ini masih kita prioritaskan untuk 15 desa di kawasan wintang danu,”” tegasnya.
 
Sesuai basis data terpadu yang dikeluarkan Dinas Sosial Bangli, dibeberkan angka kemiskinan di Kintamani tercacat masih sebanyak 6.110 KK. “Dari 15 OPD yang ada, semuanya nantinya akan melakukan pendampingan untuk mengentaskan kemiskinan yang masih ada melalui pendekatan Tat Twam Asi,” sebutnya. Selain itu, keterlibatan swasta juga diharapkan.
 
Dengan pola tersebut, ditargetkan kemiskinan akan bisa dientaskan atau setidaknya bisa dikurangi hingga dua per tiga persen. “Kita targetkan satu atau dua tahun kedepan, angka kemiskinan di Bangli sudah bisa berkurang dua sepertiganya atau sekitar 4.000 KK. Untuk itu, perlu kerja sama dan keterlibatan semua pihak termasuk swasta. Ini adalah tugas dan kerja kita bersama secara terkoordinasi,” tegasnya.
 
Disisi lain, Kadis Sosial I Nengah Sukarta memaparkan pengentasan kemiskinan dengan pola pendekatan Tat Twam Asi telah dirancang sedemikian rupa dengan melibatkan Undiksa. Diakui sesuai pantauan dan pengamatannya dilapangan, pengentasan kemiskinan memang sulit dilakukan.  Mengingat kemiskinan bisa lahir secara struktural. “Disalah satu desa di Kintamani, kemiskinan bisa lahir secara struktural. Salah satu penyebabkan karena kawin muda,” jelasnya.
 
Untuk itu, lanjut Sukarta, upaya mempercepat pengentasan kemiskinan dengan pendekatan Tat Twam Asi dilakukan melalui penggabungan semua program yang ada di masing-masing OPD. “Semua program pengentasan kemiskinan yang ada di masing-masing OPD yang selama ini jalan sendiri-sendiri, nantinya akan dilakukan secara terkoordinasi. Dengan demikian, hasil yang diharapkan kedepan akan tampak semakin jelas,” pungkasnya. ard/ari

TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER