Tembok Penyengker SDN 4 Kintamani Ambrol

  • 18 Januari 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3672 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Tingginya intensitas hujan yang belakangan terjadi kembali menyebabkan bencana di wilayah Bangli. Kali ini, tembok penyengker SDN 4 Kintamani di Banjar  Gelagah Linggah, Desa Kintamani, ambrol. Penyengker yang dibangun sekitar 5 tahun lalu ini ambrol lantaran tidak kuasa menahan besarnya volume air hujan yang datang dari halaman sekolah.

Kasek SDN4 Kintamani I Nyoman Sarjana saat ditemui Rabu (18/1/2017) menuturkan, jebolnya tembok penyengker yang dibangun dengan menggunakan dana swadaya masyarakat dan orang tua siswa telah terjadi sejak beberapa hari lalu. Saat kejadian, terjadi hujan deras sehingga air numplek ke halaman sekolah. Lantaran lobang pembuangan kecil  mengakibatkan air menggenang hingga  masuk ke ruangan kelas dan mess guru. “Genangan air  saat kejadian setinggi lutut orang dewasa,”kata pria asal Banjar Gelagah Linggah ini. 

Dijelaskan, panjang tembok penyengker yang jebol mencapai 10 meter dengan ketinggian mencapai 3 meter. Tindak lanjut dari itu, pihaknya mengaku telah melaporkan musibah tersebut secara lisan ke UPTD Disdikpora Kintamani. Namun dari sana, dirinya diminta untuk melaporkannya ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli. “Karena tidak tahu keberadaaan BPBD hingga kini saya belum melapor ke sana,”tegasnya. 

Sementara Kepala Dusun Gelagah Linggah  Gusti Nyoman Wedana mengaku juga sudah menyampaikan musibah yang menimpa SDN 4 Kintamani ke Perbekel Kintamani. Dengan harapan pihak desa melaporkannya ke BPBD Bangli. “Kita harap Pemkab Bangli bisa membantu  untuk pembangunan tembok penyengker tersebut. Jangan sampai kerusakan bertambah parah,”harapnya. 

Disisi lain, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD  Kabupaten Bangli Ketut Agus Sutapa saat dikonfirmasi, mengaku hingga kini belum menerima laporan dari pihak sekolah. Kata dia, meskipun laporannya masuk ke BPBD, pihaknya tidak bisa membantu karena kerusakan terjadi pada pasilitas pemerintah. “Walapun ada laporan, nantinya untuk penanganannya tetap akan dikembalikan ke instansi yang membidanginya,” tegasnya. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER