Memprihatinkan, Lansia Harus Mengembalikan Bansos Karena Bodong

  • 15 Januari 2017
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 3229 Pengunjung
Ilustrasi
Gianyar, suaradewata.com - Sangat disayangkan, Kelompok lanjut usia Sapta Bhuana di Banjar Sanding, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring harus gigit jari. Setelah hibah bantuan sosial (bansos) 2016 yang diterima oleh kelompok itu senilai Rp 15 juta, kini para lansia harus mengembalikan lagi. Karena, kelompok itu belum memiliki badan hukum.
 
Perbekel Sanding, Tampaksiring, Dewa Mahendra sangat menyayangkan pengembalian bansos tersebut. “Sangat disayangkan karena bansos ini sudah cair, malah ditarik lagi. Kasihan para orang tua di desa kami. Seolah-olah orang tua kami yang salah,” ujarnya, Minggu (15/1).
 
Yang lebih memprihatinkan lagi, kelompok lansia ini juga sudah mencairkan dana itu untuk dibelikan seragam olahraga. “Baju dan celana sudah dibeli pakai dana itu. Tiba-tiba kami dapat surat dan disuruh mengembalikan,” terangnya.
 
Karena tidak mau menyakiti perasaan kaum lansia yang sudah menggunakan dana itu sebagai seragam olahraga, maka warga yang muda-muda pun akhirnya urunan untuk mengembalikan dana itu ke kas daerah sesuai isi surat. “Dari pada para lansia sakit hati dan beban, kami urunan untuk mengembalikannya,” tambahnya.
 
Dan yang disayangkan oleh warga adalah tata cara pencairan bansos tersebut. “Waktu kami ingin cari bansos, disuruh mengoreksi sampai lima kali. Bolak-balik ke pemda,” bebernya. Lanjut dia, apabila dari awal sudah dinyatakan salah, kenapa tidak langsung dicoret saja kelompok lansia ini.
 
“Kenapa setelah cair, malah ditarik lagi. Seharusnya saat proposal masuk sudah langsung dicoret atau ditolak,” tandasnya. “Semestinya, ketika sudah tahu tidak bisa dicairkan, lebih baik dari awal bilang ini tidak bisa dicairkan,” imbuhnya. Dia berharap kedepannya, pemda lebih teliti dalam mencairkan bansos. Apalagi bansos yang sudah terlanjut dinikmati oleh masyarakat. gus/ari

TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER