Gagal Panen, Banjir Desa Pancasari Gerus Tanaman Sayur Dan Buah

  • 24 Desember 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 4666 Pengunjung
suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com - Turunnya hujan ternyata tak selalu menjadi berkah. Sejumlah petani di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, yang terkenal dengan hasil sayur dan buah segar pun berduka. Pasalnya, hasil kebun yang jelang panen kini tak luput dari sapuan air dan materi longsor yang bersumber dari perbukitan didekatnya.

Salah satunya terjadi pada hasil kebun sayur milik pasutri Wayan Sukamerta - Wayan Arini, warga Banjar Sari Kelod, Desa Pancasari. Sayur diatas lahan seluas 1,25 Hektare yang disewa untuk ditanami sayur serta buah pun turut tergerus banjir dan longsoran material bersumber dari kawasan perbukitan.

Pasutri yang telah menggeluti usaha pemasok sayur segar ke sejumlah supermarket dan toko modern selama 15 tahun itu kini hanya mampu memandangi tanamannya yang terkena musibah banjir dan rusak. Arini pun mengaku mengalami kerugian hingga 50 juta akibat gagal panen itu.

"Kami baru berjalan kontrak setahun dan delapan bulan sebelumnya menanam serta perawatan. Rencananya sebelum tahun baru sudah bisa panen. Sewa lahan selama 17 tahun untuk tanam sayur dan baru tahun ini memulai tanam sudah rugi karena banjir kemarin (21/12)," ujarnya menatap tanaman yang sebagian besar rusak akibat rendaman material longsor.

Arini bersama empat orang pekerjanya pun menanam Selada kuning, Selada bulat, Selada merah, Glucola, Kailan, Seledri dan juga Strawberry. Pasca waktu tanam dan perawatan, Arini bisa melakukan panen setiap hari secara bergantian terhadap jenis-jenis sayuran yang ditanam.

Selain menjadi pemasok hasil kebun ke sejumlah pusat perbelanjaan, pasutri itu pun juga menjual hasil pertaniannya ke hotel dan restoran yang memesan kepada mereka.

"Saya bersihkan dulu sisa lumpur kemarin dan harus menanam ulang dan menunggu waktu sekitar delapan bulan untuk bisa panen lagi. Tanam sekarang sudah rugi karena banjir," pungkas Arini. adi/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER