Membangun Kewaspadaan Dalam Menangkal Potensi Ancaman Terorisme Jelang Natal dan Tahun Baru

  • 20 Desember 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 3368 Pengunjung
ilustrasi

Opini, suaradewata.com - Ancaman teroris di Negara ini sekarang sudah kian nyata, berhati-hatilah terhadap pendatang baruyang mencurigakandan segera laporkan kepada Ketua RT/RW setempat jika melihat sesuatu yang aneh pada orang baru tersebut, agar diambil langkah, misalnya langsung membuat pengaduan ke kantor polisi terdekat mengenai orang yang mencurigakan tersebut. Kita jangan sampai kecolongan!

Natal dan Tahun Baru 2017 adalah sudah di depan mata. Segala pengharapan baru dan cita-cita dikumandangkan. Termasuk harapan akan kehidupan bermasyarakat yang aman, tentram dan damai dari segala macam bentuk aksi dan tindak terorisme. Meski tak bisa kita pungkiri, pihak aparat keamanan dalam hal ini Kepolisian RI masih memprediksikan adanya pergerakan terorisme di tahun 2017.

Potensi ancaman kelompok radikal terorisme dikatakan masih tinggi di tahun depan. Sejumlah kelompok militan terorisme masih eksis dan tersebar di berbagai tempat serta keinginan mereka untuk melakukan aksis teror dan kekerasan masih tetap tinggi. Karena itu, kita tetap harus mewaspadai segala potensi ancaman yang mungkin terjadi. Untuk upaya antisipasi, pihak kepolisian terus meningkatkan kekuatan personil, khususnya Densus 88 disertai penambahan peralatan yang lebih memadai.

Yang pasti harapan kita sebagai masyarakat di tahun 2017 nanti pemberantasan terorisme akan tetap menjadi prioritas penanganan pihak aparat keamanan di Indonesia. Mengingat beberapa minggu belakangan ini Kepolisian RI juga terus melakukan upaya penangkapan terhadap para terduga teroris. Seperti yang kita ketahui gembong-gembong teroris atau pohon dan dahan yang besar tertangkap, akan tetapi masih ada tunas-tunas baru yang tumbuh terus menyerukan aksi kekerasan. Hal ini memandakan bahwa ancaman kelompok berpaham kekerasan masih menjadi suatu hal yang perlu kita cermati.

Beberapa waktu lalu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengemukakan sampai hari Selasa (13/12) sudah 6 (enam) orang terduga teroris yang berhasil ditangkap pihak kepolisian, setelah rencana mereka meledakkan bom di Istana Negara berhasil digagalkan oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri.

Atas kejadian-kejadian tersebut, Kapolri minta masyarakat untuk tetap tenang bekerja dan beraktivitas seperti biasa. Menurutnya Polri akan terus bekerja keras, baik Densus 88 maupun jajaran Polri lainnya, bekerja sama dengan TNI, pemerintah daerah, serta semua jaringan intelijen seperti BIN dan lain-lain untuk mendeteksi semua potensi-potensi serangan.

Bayangkan jika para teroris tersebut tidak tertangkap, maka sejumlah kota, Jakarta, Bekasi, Purworejo, Ngawi, Sukoharjo, aceh termasuk kota-kota lainnya di Indonesia akan terjadi kekacauan yang dahsyat apa lagi jelang Natal dan Tahun Baru 2017. Dan mungkin saja, yang akan terjadi adalah sangat banyak korban berjatuhan, melebihi peristiwa kelam sebelumnya. Dan itu akan menjadi peristiwa gelap dan memalukan dalam sejarah bangsa dan rakyat di Nusantara; negeri ini, NKRI akan menjadi pusat berita “keberhasilan teror dan terorisme.”

Namun kita sebagai masyarakat patutnya harus tetap waspada, karena yang ditangkap hanya baru beberapa orang, sebab bisa saja para perencana dan otak intelektualnya masih berkeliaran di tengah kota serta pelosok desa. Kewaspadaan tersebut juga harus ditingkatkan serta menciptakan kepekaan dan kewaspadaan serta kesiapsiagaan dalam mengantisipasi aksi teror yang manfaatkan momentum Natal dan Tahun Baru, terutama titik rawan potensi jadi target terror. Paling tidak, langkah Densus dalam menetralisir ancaman teror Natal dan Tahun Baru 2017 ini telah menunjukkan hasil positif. Walaupun demikian sekecil apapun perkiraan ancaman maka kita tetap tidak boleh lengah dan tetap waspada.

Semoga Tuhan memberi kekuatan kepada aparat keamanan RI; agar tidak ada ruang bagi tumbuh kembangnya terorirsme dinegeri Indonesia danselanjutnyamemberi kesempatan melalui deradikalisasi pada para teroris agar bertobat dari kesesatan mereka, kemudian kembali ke jalan yang benar. */ari

 

*) Penulis adalah Peneliti Muda Pada Kajian Kebangkitan Umat untuk Kebangsaan.


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER