Sambangi Dadong Umur 111 Tahun, Bupati Eka Bilang Amazing

  • 06 Desember 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3261 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com – Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti tidak pernah meyia-nyiakan pemberitaan dimedia massa. Medengar ada seorang nenek yang berumur 100 tahun lebih dan masih sehat namun punya keinginan nyeleneh yakni ingin segera meninggal. Mengetahui hal itu  Bupati Eka langsung merespon. Diapun menyempatkan diri mengunjungi rumah Sarwiyah (Mbah Iyah), di Gerokgak Gede, Desa Dauh Peken, Tabanan, untuk berbincang-bincang. Saat bertatap muka langsung, Bupati Eka sangat kaget saat mengetahui umut Mbah Iyah kini 111 tahun. “Ini sangat amazing, jarang sekarang ini ada orang yang berumur sampai ratusan tahun. Artinya mempunyai fisik yang sangat kuat di jaman sekarang ini, kita tahu banyak sumber penyakit dan banyak hal-hal yang sifatnya tidak sehat yang merusak kesehatan,” ucap Bupati Eka dikediaman Mbah Iyah Selasa (6/12/2016).

Yang membuat dia tertegun disaat Mbah Iyah umurnya diatas 100 tahun, namun masih bisa bicara dan bercerita panjang lebar dengan lancar. Selain itu sang nenek juga mempunyai semangat hidup yang kuat hanya saja sisi negatifnya yaitu keras kepala. Dan ada kesedihan karena telah ditinggal anak-anak dan cucunya lantaran memiliki tanggung jawab lain. Diapun mengaku tidak rela melihat orang tua yang tinggal dikamar yang tidak layak, tidak sehat, pengap dengan kondisinya yang tidak bisa jalan. “Ini perlu perhatian khusus, dan harapan Saya dengan sedikit memaksa karena dia tidak memiliki siapa-siapa wajib kita mengajak untuk tinggal di tempat yang kami telah siapkan sekarang untuk para jompo,” ucapnya.

Dengan tinggal ditempat yang lebih layak, secara tidak langsung bisa mengatur pola makannya, kesehatannya, intinya agar ada yang memperhatikan. Disamping bisa bertemu dengan teman sebaya untuk bisa diajak bercanda. “Kalau tidak ada perhatian khusus hanya akan menyebabkan banyak muncul harapan yang tidak masuk akal, seperti Mbah Iyah ini, misalnya ingin cepat meninggal lah dan sebagainya”, Jelasnya.

Mbah Iyah punya karakter yang keras, dia tidak mau diajak ke panti asuhan. Diapun berharap dinas-dinas terkait dan Tokoh masyarakat, Camat serta wartawan untuk ikut membantu merayu Mbah Iyah agar mau diajak ke panti asuhan. “Tujuannya sederhana diusainya yang sudah tua kita bisa menempatkan beliau di tempat yang layak,” harapnya.

Mendapat kunjungan orang nomer satu di Tabanan, Mbah Iyah langsung nangis tersedu. Kesedihan langsung terpancar dimatanya hingga tak tahan dan meneteskan air mata. Dia menuturkan dirinya lahir sejak jaman masa penjajahan Belanda saat ini dirinya pun tidak tau persis umurnya berapa. Namun salah seorang yang dekat dengan Mbah Iyah, bahwa dia lahir tahun 1905 yang lalu yang artinya umurnya sudah menyentuh angka 111 Tahun. Mbah Iyah merupakan seorang perantau dari Banyuwangi, dirinya mengaku hijrah ke Bali saat jaman masa penjajahan Jepang. Dia mengaku mempunyai 3 Orang anak dan kini semuanya dikatakan telah meninggal, bahkan cucunya yang dulu mengajaknya dan mengurus mbah Iyah sehari-hari juga telah meninggal. Mbah Iyah sehari-harinya diurus oleh tetangganya Pak Madari. Dia juga sempat menuturkan harapan terakhir darinya ialah, ingin hidupnya cepat berhenti. “Saya pengen cepat mati di tempat ini dimana tempat cucu saya meninggal, karena saya sudah kenyang dosa di Dunia, saya hanya pengen merasakan dosa di akhirat”, kata Mbah Iyah sambil menangis. Hms/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER