Kegiatan Siswa Dikeluhkan Diduga Untuk Mencari "Susuk"

  • 24 Oktober 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4261 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com - Banyaknya kegiatan yang diikuti oleh siswa SMA Negeri 1 Tabanan belakangan ini mendapatkan keluhan dari orang tua siswa. Bahkan diduga kegiatannya yang membebani siswa tersebut untuk mencari keuntungan/susuk. Dikarenakan setiap kegiatan yang diikuti, setiap siswa harus mengeluarkan biaya untuk setiap kegiatan.

Menurut salah satu orangtua siswa, sejak anaknya masuk ke SMA Negeri 1 Tabanan. Anaknya mengeluh lantaran banyak kegiatan. Dan waktu untuk belajar pun sedikit. "Anak saya dari kelas satu, selalu dia mengeluh kesaya, kenapa terlalu banyak kegiatan di sekolah, anak saya bilang ke saya, kalau aku gak ikuti, nanti tidak punyai nilai lebih, kalau diikuti kapan aku belajar disekolah," ucap sumber yang tidak mau diungkapkan identitasnya, Minggu, (23/10/2016).

Sumber  tersebut juga menerangkan, kalau yang namanya sekolah itu harus belajar disekolah. Sedangkan ini terlalu banyak kegiatan keluar, memang ada positifnya. Hal tersebut seharusnya pemerintah yang menyiapkan karena negeri. "Inikan dibebani siswa, anak-anak yang dibebani. Ok, kalau orang tuanya mampu, kalau misalnya orang tua yang kurang mampu misalnya, disatu sisi anaknya pintar harus sekolah negeri tapi disisi lain biaya tidak mendukung dari orang tua, nah bagaimana itu," terangnya. 

Ia menuturkan bahwa Kepala sekolah tidak memikirkan sampai sejauh itu. Dan menilai Kepala sekolahnya kemungkinan sudah tua, sudah mau pensiun dan anak didik dijadikan proyek mencari dana pensiun. Contohnya seperti kegiatan yang ke Pupuan di Bali Barat. Kebetulan anaknya ikut dan membayar ratusan ribu. Sedangkan menurutnya, untuk ke Jawa dengan naik bus, dirinya hanya membayar kurang lebih 150 ribu sekaligus nyebrang di Gilimanuk. "Kalaupun dapat makan, katanya sekali, berapa sih makanan anak-anak itu. Kan bisa tipu-tipu makanan anak-anak, harga Rp 5ribu bilang Rp 10ribu," bebernya. 
 

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tabanan I Made Jiwa saat dikonfirmasi lewat telepon seluler, Senin, (24/10/16), mengatakan memang banyak ada kegiatan OSIS. Kegiatan tersebut sudah ada terprogram di OSIS dan ada sifatnya temporer. Misalnya seperti ada undangan mengikuti lomba. "Banyak sekali ada kegiatan, itu program OSIS. Tidak bisa disebutkan dan tidak bisa diprediksi dari awal, disekolah itu ada sifatnya kurikulum, kegiatan kesiswaan, ada kegiatan kehumasan, aktifitasnya luar biasa, untuk di Tabanan aktivitasnya paling banyak itu di SMA Negeri 1" ucap Jiwa. 

Terkait keluhan orang tua siswa dengan banyaknya kegiatan yang menduga pihak sekolah dituding dijadikan proyek. Jiwa membantah dan menerangkan siswa yang akan masuk untuk datang ke SMA Negeri 1 Tabanan sudah siap segalanya. Bahkan sampai saat ini tidak ada orang tua murid yang mengeluh lewat lembaga karena anaknya beraktifitas. Malah orang tuanya senang sekali anaknya beraktifitas. Karena ini sebagai bekal untuk siswa nanti setelah terjun ke perguruan tinggi atau ke masyarakat.

"Ndak ada situasi begitu, kegiatan berkaitan dengan siswa itu dilaksanakan oleh OSIS, termasuk berapa biaya yang dibutuhkan, dia yang merencanakan dan dia yang melaksanakan, kita sebagai kepala lembaga tinggal menyetujui aja, kita ndak tahu anak itu bayar berapa, dia yang ngurus dirinya, kalau ada yang begitu suruh aja datang ke sekolah, dia tanya ke osisnya, apa gimana sesungguhnya kegiatan yang jalan di SMA satu," bebernya. 

Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tabanan Mulyadi Djoyo Astowo menambahkan terkait kegiatan yang di Pupuan. Pihaknya tidak ada memaksa untuk ikut atau tidak. Dan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan tersebut, secara detail kurang jelas lantaran untuk datanya yang bawa adalah panitia. "Itu kegiatan studi lapangan sehabis UTS,  per siswa bayar Rp. 240 ribu. Itu tidak dipaksa, dapat makan dua kali, boleh ndak ikut, tidak kena apa-apa, jumlah siswa kira kira sampai ratusan lebih ke Pupuan," ucap Djoyo. ang/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER