Mepepada Agung Di Pura Jeruk Berlangsung Khusuk Dan Sakral

  • 14 Oktober 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4714 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Berbagai tradisi menarik dan unik dapat djumpai di pulau dewata, Bali. Salah satunya, prosesi mepepada agung yang biasanya digelar serangkain upacara besar di pura. Seperti halnya yang digelar di Pura Jeruk, Desa Tembuku, Bangli. Serangkain upacara Ngusabha Kapat di Pura tersebut, prosesi mapepada agung digelar untuk mensucikan seluruh sarana bakti dan hewan yang akan dipersembahkan untuk sarana karya, Jumat (14/10/2016).

Yang menarik dalam prosesi ini, sebelum disemblih hewan kurban berupa kerbau, kambing, penyu, angsa, dan sejumlah hewan berkaki dua lainnya, terlebih dahulu diarak keliling areal pura sebanyak tiga kali. Diiringi tabuh baleganjur, prosesi ini berlangsung semarak dan dihadiri ribuan warga dari lima banjar di desa setempat. Selanjutnya, dalam prosesi penyemblihan hewan kurban tersebut hanya boleh dilakukan oleh pemangku atau pemomong pura setempat dengan menggunakan salah satu senjata pusaka yang tersimpan di Pura tersebut. Karena itu, prosesi nuek kerbau ini berlangsung dengan nuansa sakral.

Menurut Pemomong Pura Jeruk, A A Ngurah Alit, sebelum prosesi puncak digelar, seluruh sarana yang akan dipergunakan untuk memepada terlebih dahulu disucikan yang dipuput oleh seoarang sulinggih. “Selain sarana bhakti, seluruh hewan yang akan dihaturkan untuk sarana persembahan dalam karya ini juga disucikan terlebih dahulu melalui mepepada agung ini,” jelasnya.

Selanjutnya, kata dia, dalam prosesi pemotongan hewan tersebut juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pemotongan hewan kurban dilakukan dengan menggunakan salah satu benda pusaka yang tersimpan di Pura setempat oleh pemongmong pura. Dalam prosesi tersebut, sorak sorai tampak mewarnai teutama saat dilakukan nuek kerbau sebagai pertanda kegembiraan dan menumbuhkan semangat gotong royong masyarakat. “Mepepada Agung ini tidak lain bertujuan untuk mensucikan semua hewan yang akan dijadikan persembahan dalam karya Ngusabha Kapat ini, sekaligus juga untuk menetralisir alam semesta beserta isinya dari pengaruh negative,” jelasnya.

Lebih lanjut, setelah disembelih, hewan kurban ini akan diolah menjadi berbagai sarana sesajen untuk kemudian dipersembahkan kehadapan Ida Hyang Widi Wasa. Sekedar diketahui, rangkain Karya Ngusabha Kapat di Pura Jeruk digelar dalam hitungan lima tahun sekali ini. Puncak karyanya sendiri, jatuh pada hari purnama, Sabtu (15/10/2016) besok. Dimana, rangkain karya ini akan berlangsung hingga tanggal 22 Oktober 2016 mendatang, dengan harapan semua umat yang ada diwilayah setempat bisa melakukan persembahyangan untuk memohon kemakmuran dan keselamatan alam semesta beserta isinya. ard/hai


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER