Dilanda Cuaca Buruk Dan Penyakit, Hektaran Cabe Membusuk Dan Rontok

  • 12 Oktober 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 5253 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Cuaca buruk, hujan disertai angin yang melanda wilayah kabupaten Bangli sejak beberapa pekan terakhir menyebabkan petani cabe di kawasan Danau Batur, Kintamani ketar-ketir. Pasalnya, akibat terjangan hujan terutama pada malam hari itu, berdampak pada buah cabe menjadi cepat membusuk dan rontok. Selain itu, cuaca buruk tersebut juga menyebabkan tanaman cabe rawan terserang penyakit.

Demikian disampaikan, sejumlah petani cabe di seputaran kawasan Danau Batur, tepatnya di desa Abang Batu Dinding hingga desa Buahan, Kintamani, Rabu (12/10/2016). I Made Diksa, Kepala Desa Abang Batu Dinding yang juga bertani cabe ini menuturkan, cuaca buruk yang paling ditakuti para petani cabe setempat adalah hujan yang terjadi pada malam hari. “Kalau ada hujan di malam hari, biasanya tanaman cabe, tomat akan cepat sekali rontok,” tegasnya.

Selain itu, lanjut dia, kondisi tersebut juga menyebabkan tanaman rawan terserang hama penyakit. Salah satunya, serangan hama lalat kuning dan antrak. “Jika tanaman sudah terserang penyakit itu, petani pasti merugi dah,” sebutnya. Sebab, lanjut dia, tingkat kerontokan akibat serangan hama dan hujan tersebut bisa mencapai 75 persen lebih. “Sesuai pengalaman saya, jika cuaca buruk terus berlanjut terutama jika terjadi hujan pada malam hari, tingkat kerontokan buah cabe bisa mencapai 75 persen. Selain itu, tanaman cabe menjadi rawan terserang penyakit,” tegas Diksa yang saat ini menanam sebanyak 8.000 tanaman cabe ini.   

Lebih lanjut, disampaikan, gejala tanaman cabe yang terserang penyakit awalnya ditandai dengan adanya bintik putih pada bagian daun dan menjalar ke bagian batang tanaman menjadi kuning. “Selanjutnya, pangkal buah menjadi busuk sehingga mudah rontok,” tegasnya. Terhadap persoalan itu, berbagai upaya pengobatan telah dilakukan. Hanya saja, diakui, hasilnya tidak akan bisa maksimal. “Kalau sudah terserang penyakit, untuk biaya pengobatannya sangat besar. Itu pun belum tentu bisa menjamin keberhasilannya,” tegasnya.

Hal yang sama juga disampaikan, Nyoman Sukadana, salah seoarang petani cabe di desa Buahan. Disampaikan, dampak cuaca buruk bahkan menyebabkan bagian bunga cabe turut berguguran sehingga dipastikan akan mengurangi produktivitas buah cabe. “Kalau sudah begini kami hanya bisa pasrah,” tegasnya, singkat. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER