Vaksinasi Rabies Sasar Anakan Anjing, Petugas Terkendala Anjing Liar

  • 05 Oktober 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3489 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Upaya pemberantasan penyakit rabies di Kabupaten Bangli, masih dihadapkan dengan berbagai kendala klasik. Salah satunya, petugas masih menemukan masyarakat yang melihara anjing dengan cara diliarkan. Kondisi tersebut, tak pelak menyebabkan petugas kesulitan saat akan melakukan vaksinasi. Hal tersebut, terekam saat tim gabungan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bangli bersama tim pemberantasan rabies dari WHO melakukan vaksinasi di dusun Antugan, Jehem, Tembuku, Rabu (05/10/2016). 

Sesuai pantauan, petugas dengan membawa alat penangkap anjing berupa jarring mesti bekerja ektra keras untuk menangkap anjing yang diliarkan tersebut. Beberapa kali, petugas dibuat kewalahan untuk mengejar anjing yang menjadi target vaksinasi. “Secara umum kesadaran masyarakat, terutama yang di pedesaan masih jauh. Banyak anjing yang justru masih diperlihara dengan cara diliarkan,” ungkap Menthor Tim Pemberantasan Rabies dari WHO, Drh. I Kadek Citra. 

Akibatnya, lanjut dia, petugas kesulitan melakukan vaksinasi. “Karena mungkin sudah terbiasa, anjing yang melihat petugas kita membawa jaring sudah langsung kabur sehingga kita dibuat kesulitan menangkapnya untuk divaksin,” ujarnya. Padahal, lanjutnya, vaksinasi ini sangat penting dilakukan untuk mencegah anjing terkena rabies. 

Secara terpisah, Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Drh. Ni Nyoman Sri Rahayu juga membenarkan adanya persoalan klasik yang masih dihadapan tim pemberantasan rabies saat melakukan vaksinasi. Oleh karena itu, pihaknya kembali menghimbau masyarakat agar memelihara anjingnya dengan cara dikandangkan atau diikat. 

Lebih jauh, dijelaskan, program vaksinasi yang dilakukan saat ini merupakan program lanjutan dengan sasaran anakan anjing untuk mencegah merebaknya kembali kasus yang mematikan itu. “Sasaran vaksinasi kali ini, khusus untuk anakan anjing dan anjing liar yang masih tercecer saat program vaksinasi sebelumnya di 64 desa di Bangli,” jelasnya. 

Sekadar diketahui, sesuai data yang dihimpun dari Dinas Peternakan setempat, kasus temuan anjing positif rabies tahun ini di Bangli terbilang mengalami penurunan. Sejak awal tahun hingga bulan Oktober 2016, tercatat hanya sebanyak 26 anjing yang positif rabies. “Untuk bulan September hanya satu ekor dan bulan Oktober nihil,” jelasnya. Selain itu, jumlah kasus gigitan juga mengalami penurunan, hingga kini baru tercatat sebanyak 146 kasus. Padahal tahun 2015, kasus gigitan mencapai 500 lebih.  ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER