Ribut Soal Warisan, Keponakan Nyaris “Disabit”

  • 03 September 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 5249 Pengunjung
ilustrasi

Bangli, suaradewata.com – Diduga tidak puas dengan hasil dum-duman atau pembagian warisan tanah, seorang paman nekat melakukan tindak pengancaman kepada keponakannya sendiri. Bahkan, pelaku nyaris menyabit keponakannya sendiri karena merasa kesal. Tidak terima dengan ancaman tersebut, korban melaporkan kasus tersebut ke Polsek Kintamani, Jumat (2/9/2016).

Dari informasi yang diperoleh pada Sabtu (3/9/2016), pelaku pengancaman tersebut diketahui berinisial WK,55, asal Desa Dausa, Kecamatan Kintamani. Sedangkan korbannya berinisial MR,34.

Peristiwa pengancaman itu sendiri sebetulnya terjadi pada 30 Juli 2016 lalu di pondokan Bangbang Sari, Desa Satra, Kintamani. Saat itu, sekitar pukul 11.00 Wita, korban sedang mengawasi anak buahnya yang sedang membuat jalan menggunakan alat berat ke lokasi tanah perkebunan di pondokan terebut.

Di tengah kesibukannya itu, korban bertemu dengan pelaku yang tiba-tiba datang sambil mengacungkan sabit besar ke arahnya. Melihat itu, korban merasa ketakutan dan terancam. Karena merasa tidak nyaman sampai dengan sekarang, korbanpun akhirnya melaporkan kejadian ini ke Polsek Kintamani.

Dalam pemeriksaan yang dijalaninya, pelaku mengaku nekat mengancam lantaran tidak terima korban dianggapnya kerap menjual tanah warisan. “Saat ini kasusnya masih kita dalami. Untuk sementara motif pengancaman karena tidak puas dengan tanah warisan,” jelas Kapolsek Kintamani Kompol I Komang Tresna Arbawa Manik. ard/hai


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER