Sukaja Hengkang ke NasDem, Golkar Tak Rugi

  • 23 Agustus 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3764 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com - Manuver politisi senior Wayan Sukaja, mengejutkan jagat politik Bali pekan lalu. Pasalnya, mantan politisi PDIP itu memilih meninggalkan Partai Golkar, dan berlabuh ke Partai NasDem.

Pilihan politik Sukaja ini terbilang tak biasa, mengingat Sukaja baru bergabung dengan Partai Golkar sekitar tiga bulan lalu, setelah sebelumnya sempat berlabuh ke Partai Hanura. Sukaja memutuskan mundur dari Partai Golkar, karena mengaku kecewa dengan pengelolaan partai berlambang pohon beringin itu.

Bukan itu saja, sebab Sukaja juga mengaku kecewa dengan proses Musda DPD Partai Golkar Kabupaten Tabanan, bulan lalu. Ketika itu, ia kalah bertarung merebut kursi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tabanan.

Meski kalah namun Ketut Arya Budi Giri (ABG), Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tabanan terpilih, bersama Tim Formatur, memberikan Sukaja jabatan sebagai Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tabanan. Ternyata jabatan ini tak diinginkan Sukaja.

Kabarnya, Sukaja sesungguhnya mengincar posisi Ketua Harian DPD Partai Golkar Kabupaten Tabanan. Karena kecewa, Sukaja memutuskan hengkang ke Partai NasDem. Di partai besutan Surya Paloh itu, Sukaja diberi jabatan Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan DPW Partai NasDem Provinsi Bali.

Keputusan Sukaja ini ditanggapi santai oleh Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali I Ketut Sudikerta. Politisi asal Badung itu, mengaku sangat menghargai pilihan politik Sukaja. Bahkan bagi Sudikerta yang juga Wakil Gubernur Bali itu, kader yang 'lompat pagar' mungkin karena merasa nyaman di partai yang baru.

"Gini, gini. Kalau orang nyeberang (pindah ke partai lain) saya hargai, hormati, appreciate (apresiasi). Itu hak politik setiap tokoh, setiap kader. Kita hargai. Kalau pindah-pindah partai, monggo, itu haknya dia. Mungkin merasa nyaman di sana (di partai yang baru), silahkan di sana, tidak ada masalah," tandas Sudikerta, saat dikonfirmasi usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bali, Senin (22/8).

Meski menghargai pilihan Sukaja, namun Sudikerta sedikit berang saat disinggung soal kekecewaan Sukaja bahwa Partai Golkar tidak dikelola dengan profesional. Bagi mantan anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Bali itu, tuduhan tersebut tidak mendasar. Sebab, justru Partai Golkar dikelola dengan sangat profesional.

"Dibilang kurang profesional, saya kira tidak. Kami sudah mulai konsolidasi Partai Golkar tingkat kecamatan bahkan sampai tingkat desa di setiap kabupaten dan kota. Itu menunjukkan kita kelola partai secara profesional," tegas mantan Wakil Bupati Badung itu.
Sudikerta bahkan sedikit menyindir soal kader yang datang dan hanya merecoki partai. "Kalau kader yang datang hanya merecoki, minta duit, minta jabatan, buat apa! Kalau mau profesional, kita harus menempatkan kader yang siap ngayah lahir batin. Monggo datang ke kita, kita kasi. Bukan minta ini, minta itu," ucapnya.

Bahkan bagi Sudikerta, hengkangnya Sukaja ke Partai NasDem tidak merugikan Partai Golkar. Sebab, Sukaja masih seumur jagung di Partai Golkar. Dengan demikian, menurut Sudikerta, Sukaja tidak banyak berkontribusi untuk Partai Golkar dan tidak akan mempengaruhi konsolidasi dan soliditas Partai Golkar dalam menghadapi Pilgub Bali mendatang.

Ia justru mengklaim, banyak tokoh yang siap bergabung dengan Partai Golkar. "Saya kira (konsolidasi) tidak terganggu (jelang Pilgub). Banyak kader, banyak tokoh yang mau masuk ke kita (Golkar). Yang masuk baru kemarin. Baru kemarin, terus pindah lagi. Bawa apa sih dia?" pungkas Sudikerta, yang juga bakal calon gubernur Bali dari Partai Golkar. san/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER