Produksi Beras Bangli Minus 4.000 Ton, Penanaman Sidenuk Digenjot

  • 19 Agustus 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3231 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Menyusutnya lahan pertanian, menjadi salah satu faktor menurunnya produksi beras di Kabupaten Bangli. Bahkan diketahui, produksi beras di bumi sejuk ini minus 4.000 ton dalam setahun. Untuk menggenjot produksi beras dalam daerah, penanaman massal benih padi dengan varietas unggulan mulai dilakukan dengan melibatkan berbagai komponen. Seperti yang dilakukan jajaran Polres Bangli, di Subak Demulih, Susut, Bangli, Jumat (19/08/2016).

Diatas lahan seluas 72 are, Kapolres Bangli AKBP. Danang Beny Kusprihandono bersama jajarannya dan juga dihadiri Bupati I Made Gianyar serta jajaran Forkompinda lain, seperti Kejaksaan, TNI, Pemkab dan Pengadilan melakukan penanaman benih padi varietas Sidenuk secara massal. Disampaikan, keterlibatan jajaran Polri membuat pilot projek penanaman padi ini untuk mendukung target Pemkab Bangli menuju kedaulatan beras. "Kekurangan beras masih terjadi di Bangli. Untuk meningkatkan produksi beras itu, salah satu upaya kami dengan turut serta menanam padi. Ini juga untuk meningkatkan kegairahan masyarakat untuk bergelut dalam bidang pertanian,” ungkap KapolresAKBP. Danang Beny Kusprihandono.

Disampaikan, benih yang ditanam merupakan varietas benih padi unggulan Sidenuk dengan sistem Ipat-BO. “Keunggulan dari Sidenuk dengan sistem Iipat-BO, selain bisa menghemat bibit dan air.  Hasil panen yang didapat bisa dua kali lipat dari pola bertani konvensional,” jelasnya. Tata cara penanaman, benih ini cukup ditanam satu bulir saja dengan jarak sekitar 30 centimeter. “Benih ini cukup hemat air. Kalau sistem pemeliharaanya maksimal, varietas Sidenuk bisa menghasilkan 8 ton hingg 15 ton beras setiap satu hektarnya. Sementara jika menanam padi dengan sistem konvensional hasilnya maksimal 7 ton setiap hektarnya. Tentunya dengan varietas Sidenuk ini, kita berharap produksi beras di Bangli bisa ditingkatkan,” tegasnya. “Kalau ini berhasil, nantinya akan kita lanjutkan disubak yang lain,’ imbuhnya.  

Sementara itu, Bupati I Made Gianyar pada kesempatan it mengakui produksi beras di Bangli minus 4.000 ton per tahun. Disampaikan, selama ini kebutuhan konsumsi beras di Bangli mencapai 32.000 ton. “Sementara ini kita baru bisa memproduksi beras sebanyak 28.000 ton. Sedangkan kebutuhannya mencapai 32.000 ton.  Jadi kita masih minus 4.000 ton per tahun,” ungkapnya.

Untuk menyiasati kekurangan itu, selama ini diakui, Bangli masih membeli beras dari daerah lain yang sudah surplus. “Kekurangannya terpaksa kita beli dari daerah yang sudah surplus beras seperti Tabanan,” jelasnya. Agar persoalan ini tak terus berlanjut, pihaknya pun kini menargetkan Bangli segera bisa berdaulat beras. “Jika nantinya percontohan ini berhasil, pastinya akan kita kembangkan secara masif, dengan harapan nantinya Bangli bisa berdaulat beras” sebutnya. Untuk itu, pihaknya saat itu langsung mengintruksikan para penyuluh pertanian untuk memberi perhatian serius terhadap pilot projek  tersebut.

Disisi lain, diketahui, minusnya produksi beras di Bangli juga disebabkan semakin menyusutnya lahan pertanian di Bangli. Saat ini, luas lahan pertanian di Bangli hanya tersisa 2.886 hektar. Jika dibandingkan dengan lima tahun lalu, luasnya mencapai 2.919 hektar. Dengan demikian, penyusutan lahan pertanian yang terjadi di bangli mencapai 30 hektar.ard/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER