Buleleng Raih Penghargaan Lingkungan Hidup, Proyek Swasta Keruk Isi Sungai

  • 23 Juli 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 3920 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Keberhasilan Pemkab Buleleng untuk melestarikan dan menjaga kebersihan lingkungan berbuah manis. Setelah sekian lama absen dari penghargaan dibidang lingkungan hidup, kali ini Kabupaten Buleleng mendapat tiga penghargaan tingkat Nasional sekaligus.

Ketiga penghargaan tersebut yakni Penghargaan Anugerah Adipura Buana, Kalpataru kategori Pengabdi lingkungan hidup yang diterima oleh Neneng Anengsih dan yang paling bergengsi adalah penghargaan Nirwasita Tantra Award 2016 Tingkat Kabupaten.

Buleleng keluar sebagai juara pertama dan mengalahkan ratusan Kabupaten dari Seluruh Indonesia untuk penghargaan Nirwasita Tantra Award 2016 tersebut.

Nirwasita Tantra Award merupakan penghargaan bagi Kepala Daerah yang mengeluarkan kebijakan Pemerintah berwawasan lingkungan dan meningkatkan lingkungan hidup.

Penghargaan tersebut diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dalam rangka pelaksanaan Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tingkat Nasional tahun 2016. Acara Penerimaan Penghargaan diselenggarakan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Jumat (22/7).

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST menerima langsung penghargaan yang diserahkan oleh Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.

Bupati Suradnyana mengatakan sangat bangga bisa mendapatkan penghargaan tersebut. Menurutnya penghargaan ini juga sebagai keberhasilan masyarakat Buleleng yang sudah ikut membantu semua program konservasi yang dikeluarkan Pemkab Buleleng. Ia menegaskan Pemkab Buleleng selalu konsen terhadap pelestarian lingkungan.

“Saya sangat berterimakasih kepada masyarakat Buleleng yang telah membantu program pemerintah dalam melestarikan lingkungan. Tentunya penghargaan ini sangat penting untuk melihat seberapa berhasil Pemerintah Daerah dalam mengelola lingkungannya. Ini ,” pungkasnya.

Bupati yang akrab disapa PAS ini menambahkan penanganan masalah sampah sudah terbukti dengan diterimanya penghargaan ini. Ia pun berharap, masyarakat Buleleng bisa terus mendukung program dari Pemerintah Daerah.

“Kita tidak boleh hanya berenti disini, kita harus terus meningkatkan prestasi untuk Buleleng yang kita cintai ini. Untuk masyarakat Buleleng saya berharap selalu bisa mendukung program Pemerintah untuk membangun Buleleng bersama-sama,” harapnya.

Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penghargaan ini patut diterima oleh Kepala Daerah yang selalu peduli dengan lingkungan. Wapres JK sangat mengapresiasi Kepala daerah yang telah mengeluarkan kebijakan tentang pengelolaan sampah.

“Kepala Daerah pemenang Penghargaan Nirwasita Tantra ini tentunya sangat peduli dengan lingkungan di Daerahnya jadi dia patut mendapatkan penghargaan ini. Ia juga berhasil mengajak masyarakat untuk membantu mewujudkan kebijakan yang sudah dikeluarkan,” ujarnya

Wapres berharap penerima penghargaan tidak hanya puas sampai disini. Ia menginginkan pelestarian lingkungan harus tetap ditingkatkan.

Untuk penghargaan Anugerah Adipura Buana, hanya empat Kabupaten di Bali yang mampu meraihnya. Keempat Kabupaten tersebut yakni Kabupaten Buleleng, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Bangli, dan Kabupaten Karangasem. Sedangkan untuk Penghargaan Adipura Kirana diraih oleh Kota Denpasar.

Di sisi lain, dua desa masing-masing Desa Panji yang terletak di Kecamatan Sukasada dan Desa Baktiseraga yang ada di Kecamatan Buleleng hampir seminggu kesulitan air bersih. Sebagaimana yang berlangsung di Desa Panji, air hanya mengalir pada saat malam hari.

Setelah ditelusuri, sumber kerusakan disebabkan sebuah proyek pembangunan pembangkit listrik milik perusahaan swasta di kawasan dekat sumber mata air masyarakat yang terletak di kawasan Tiying Tali. Proyek Pembangkit Listri Tenaga Minihidro (PLTM) yang dikerjakan PT. Panji Muara Raya tersebut bukan hanya menggantu jalan aliran pipa air bersih yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat di beberapa desa.

Berdasarkan pantauan suaradewata.com, alat berat yang bekerja di kawasan perbukitan Desa Panji pun mengeruk material sungai untuk digunakan membuat jalan. Beberapa pihak PLTM Panji Muara Raya yang dikonfirmasi menyebutkan tujuan pengerukan tersebut untuk memperdalam sungai tempat buangan air setelah kincir pembangkit listrik yang hanya bersekala tidak lebih dari 2 Megawatt itu.

Ironisnya, sejumlah pihak yang awalnya bersikap menentang pun sontak berubah sikap. Salah satu yang berhasil dikonfirmasi yakni Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Buleleng, Putu Karuna. Ia yang dikonfirmasi pada (8/12/2015) menyebut tak pernah mengeluarkan izin apapun terhadap proyek tersebut kemudian mendadak mengeluarkan statemen berbeda.

“Ah….kapan saya pernah bilang belum berizin. Berizin itu yang di Panji. Sudah lama sekali Tiang (Saya) lupa ya. Izin bangunannya tapi. Kalau izin operasionalnya belum kayaknya. Kalau IMB (Izin Mendirikan Bangunan) sudah dari dulu itu,” ujar Karuna.

Dalam keterangan sebelumnya, Karuna menyebut tidak ada satu izin pun yang masuk ke kantor pelayanan terpadu dari PT. Panji Muara Raya selaku pihak yang mengerjakan proyek PLTM tersebut.

“Jika ijin lingkungan mungkin sudah dari pihak Ekbang Pemkab Buleleng, namun tidak hanya cukup itu saja untuk bisa melakukan aktifitas pembangunan,” ujar Karuna dalam pemberitaan suaradewata.com (8/12/2015).

Sementara itu, Bupati Suradnyana telah mengeluarkan surat rekomendasi untuk PT. Panji Muara Raya pada tanggal 27 Agustus 2015 dengan nomor surat 660.1/2368/Rek.UKL-UPL/BLH. Yang kemudian menjadi dasar keluarnya izin lingkungan nomor 660.1/2369/IL/BLH atas nama pemrakarsa Andri Doni dari PT.Panji Muara Raya. adi/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER