Kouta PPDB SMAN 1 Bangli Tak Terpenuhi, Diduga Ada Permainan

  • 08 Juli 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 15845 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Ditengah pelaksanaan pra Masa Orientasi Siswa (MOS), Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN 1 Bangli, justru masih menyisakan masalah. Pasalnya, jumlah siswanya tidak sesuai dengan kouta yang telah diajukan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli. Kondisi tersebut diduga akibat PPDB disekolah unggulan tersebut ditunggangi berbagai kepentingan.

Kepala SMAN 1 Bangli, I Nengah Sudaya saat ditemui Jumat (08/07/2016), menjelaskan, pada tahun ajaran 2016/2017 ini pihaknya sejatinya mengajukan kouta sebanyak 288 siswa untuk 8 rombongan belajar (Rombel) atau ruang kelas. Angka ini menyesuaikan dengan jumlah fasilitas yang ada. Akan tetapi, kouta yang dikeluarkan oleh Disdikpora justru berbeda. “Dari kouta 288 yang kita ajukan, justru yang turun sebanyak 305,” ungkapnya.

Kondisi ini, cukup membuatnya bingung. “Lebih bingung lagi, saat pendaftaran ulang yang mendaftar kembali justru sebanyak 276 siswa. Jumlah ini berada dibawah kouta sekolah dan dinas,” tegasnya. Atas persoalan tersebut, Sudaya mengaku tidak habis pikir dengan kebijakan kouta tersebut karena justru ditentukan oleh  dinas. “Sekolah lain tidak ada persoalan seperti ini,” sesalnya.

Dia pun mengakui, selama ini SMA 1 Bangli yang letaknya sangat strategis dan menjadi sekolah unggulan di Bangli memang menjadi incaran berbagai kepentingan. Untuk memenuhi kouta tersebut, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak. Terlebih persolan tersebut, juga menjadi perhatian ombudsman. Sesuai koordinasi dengan ombudsman, kekurangan kemungkinan bisa diminimalis dengan menerima dua siswa yatim. “Berkasnya sudah kita terima. Itu saja yang bisa kita lakukan kemungkinan masih bisa menerima dua siswa yang yatim itu saja. Selebihnya, saya sudah tegaskan tidak bisa mengisi kekurangan kouta tersebut, karena tidak ada acuan aturan yang jelas. Saya tidak ingin, ada ribut-ribut lagi dalam PPDB,” tegasnya.  

Sementara itu Kabiddikmen Disdikpora Bangli, Sang Nyoman Nada ditemui ditempat yang sama, menegaskan sejatinya penerapan sistem kouta yang dilakukan telah berdasarkan hasil rapat dengan para kepala sekolah di Bangli. “Sesuai hasil rapat, penentuan kouta mengacu pada kebutuhan yang disampaikan pihak kepala sekolah bersangkutan,” tegasnya. Dia juga mengakui, persoalan tersebut hanya terjadi di SMA 1 Bangli saja. “Sekolah lain memang tidak ada persoalan seperti ini. Saya tidak mempunyai kewenangan memberikan penjelasan. Lebih lanjut silakan hubungin Pak Kadis yang akan menjelaskan,” kilahnya.

Secara terpisah, Kadisdikpora Bangli I Nyoman Suteja saat dikonfirmasi belum bisa memberikan penjelasan yang pasti juga. “Saya masih ada keperluan lain, nanti saya hubungi lagi,” ungkapnya singkat. (ard/gus)


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER