Blok Masela Untuk Kesejahteraan Masyarakat Maluku

  • 02 Juli 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 5260 Pengunjung

Opini, suaradewata.com - Pro dan kontra Pembangunan Kilang Minyak Blok Masela di Maluku selesai sudah ketika Presiden Jokowi menetapkan pembangunan kilang minyak di Darat (Onshore) bukan di laut (of shore). Semua pihak yang berseteru tidak lagi mempermasalahkan pembangunan Blok Masela di darat atau di laut , karena untuk kemajuan daerah Maluku khususnya dan umumnya negara Indonesia.     Pemerintah ingin ekonomi daerah dan ekonomi nasional terimbas dari pembangunan Blok Masela ini dan pembangunan wilayah atau regional development   diharapkan juga terkena dampak pembangunan proyek besar Blok Masela.

Sejak tahun 2011,  Direktur Archipelago Solidarity Foundation (ARSO)/mantan anggota DPR RI periode 1999-2004, tokoh masyarakat Maluku yang tinggal di Jakarta,  Engelina Pattiasina,   bersama tokoh masyarakat dan akademisi Maluku mengampanyekan keberadaan Blok Masela, dan mendorong pengelolaan gas di sana dengan skenario pipanisasi.  Engelina Pattiasina, menyatakan,  pengembangan dan pengelolaan ladang gas abadi Blok Masela diharapkan berdampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat di Maluku. Bukan sebaliknya memunculkan neokolonial atau sejenisnya. Maluku masih terpuruk dalam kemiskinan, sehingga dibutuhkan terobosan besar dan berani agar masyarakat Maluku bisa mendapat manfaat yang besar. Rempah Maluku melahirkan kolonialisme, ikan melahirkan perbudakan, setidaknya kasus Benjina memperlihatkan gejala itu.

Blok Masela harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk merealisasikan Nawacita dan mengembalikan ruh pasal 33 UUD 1945, sehingga SDA yang melimpah benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.  Pemerintah pusat, pemprov, DPRD dan semua kalangan hendaknya tidak bekerja sendiri-sendiri. Kalau bekerja sendiri-sendiri, maka kita tidak akan mampu untuk memanfaatkan keberadaan Blok Masela. Dengan kerjasama dan kebersamaan semua itu menjadi mungkin.

Pengelolaan Blok Masela harus menjadi salah satu kekuatan utama penggerak pertumbuhan ekonomi Maluku di masa mendatang. Ladang gas yang tergolong terbesar di dunia dan ada di Maluku harus bermanfaat ganda untuk mensejahterakan masyarakatnya . Maluku,  pernah menjadi pusaran jalur rempah dunia, begitu pun hasil perikanannya sangat melimpah, di mana kekayaan tersebut telah dikuras dan masyarakat Maluku tetap hidup dibawah garis kemiskinan, bahkan tercatat sebagai daerah keempat termiskin di tanah air.

Sangat ironi jika kekayaan Maluku yang sangat besar tersebut, dikuras habis untuk kepentingan negara, sedangkan masyarakatnya tetap hidup dibawah garis kemiskinan.  Keterpurukan masyarakat Maluku ditengah gelimangan sumber daya energi yang kini diburu oleh Negara-negara maju, sungguh sangat menyayat hati.  Sekarang Maluku menjadi incaran karena memiliki ladang gas abadi. Apapun pengelolaan dan pengembangannya maka Blok Masela harus menjadi motor penggerak perekonomian di Maluku dan mensejahterakan rakyatnya.

Rektor Universitas Pattimura Marthinus Saptenno menegaskan pihaknya mengapresiasi dan berusaha melaksanakan amanat Presiden Joko Widodo yang meminta agar Unpatti dan perguruan tinggi lainnya mempersiapkan SDM untuk mengisi kebutuhan pengelolaan Blok Masela di masa mendatang.  Pembicaraan mengenai Blok Masela ini ada di berbagai lapisan masyarakat. Ada euforia yang sangat besar. Setiap hari ada pertanyaan, kapan Unpatti membuka program minyak dan pertambangan dan  bersyukur karena tidak lama lagi akan direalisasikan penambahan program studi baru untuk menjawab kebutuhan Blok Masela, termasuk antisipasi industri turunan.

Pernyataan pemerintah terkait Blok Masela dan menetapkan pembangunan kilang minyak di Darat (Onshore), disambut baik Pemerintah Provinsi Maluku. Pemerintah dan masyarakat Maluku menyambut gembira keputusan Presiden Jokowi tentang proyek Blok Masela dibangun di darat karena sangat berdampak besar bagi kesejahteraan masyarakat. Keputusan Presiden  sejalan dengan aspirasi dan keputusan pemerintah dan masyarakat Maluku  yang dilandasi pertimbangan agar mega proyek ini dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat di Maluku.

Pembangunan Blok Masela adalah untuk kesejahteraan masyarakat Maluku khususnya dan Indonesia umumnya.  Masyarakat Maluku sendiri sebenarnya tidak mempermasalahkan pembangunan Blok Masela,  baik skema pipanisasi di darat (onshore) maupun LNG terapung (floating LNG/offshore), mereka hanya menginginkan agar pemerintah fokus terhadap dampak kilang tersebut terhadap masyarakat di sekitar,  nantinya  apa saja yang masyarakat dapatkan. Masyarakat hanya menginginkan agar pem‎erintah memperhatikan nasib dan kesejahteraan masyarakat Maluku.

Yang perlu diwaspadai adalah letak Blok Masela, ataupun Kepulauan Tanimbar yang berhadapan langsung dengan Australia, yang pastinya  menyangkut pertahanan di wilayah perbatasan Indonesia merupakan bagian dari objek vital nasional yang ada di Maluku, dan  juga menyangkut pertahanan di wilayah perbatasan Indonesia dengan Australia, Karena Kepulauan Tanimbar jaraknya lebih dekat dengan Australia dibanding  dengan Ambon. Negara Australia sudah mengintai dari berbagai potensi yang ada di kepulauan tersebut, jadi kita harus mewaspadainya. Keberadaan Blok Masela dan Kepulauan Tanimbar di Maluku harus dijaga dengan baik. Jika tidak, mereka  bisa saja mencaplok pulau di daerah terluar Indonesia dan membuat batas wilayah Tanah Air semakin mengecil.  Apalagi, jumlah angkatan laut dan persenjataan yang dimiliki pun tidak secanggih milik Australia.

Dengan keberadaan Blok Masela, diiringi dengan kesejahteraan daerah Maluku,  diharapkan nantinya masyarakat Maluku,  utamanya tokoh-tokohnya,  baik tokoh  politik, agama, masyarakat, akademisi, dan lainnya,  berfikir tidak untuk  mendirikan negara baru keluar dari NKRI.   Seperti kita ketahui di Maluku sendiri ada gerakan separatis bernama Republik Maluku Selatan/RMS, yang ingin memisahkan dari Negara Indonesia. RMS  sendiri sampai saat ini membuka jaringan baik ditingkat nasional  maupun di tingkat internasional berjuang antara lain dengan melakukan propaganda-propaganda negatif, agar masyarakat Maluku mempercayainya dan bersatu untuk membuat negara sendiri.  

Oleh karenanya untuk menghindari provokasi dari kelompok RMS, masyarakat Maluku harus mengetahui sejarah bahwa sebelum kemerdekaan mereka (Yong Ambon),  bagian dari pendiri NKRI. Mereka bersama-sama suku-suku lainnya di Indonesia berjuang melawan penjajah untuk dapat merdeka dibawah negara Indonesia.  Provokasi-provokasi kelompok RMS yang menyatakan selama 73 tahun Maluku bergabung dengan NKRI masyarakatnya masih saja miskin dan diperlakukan tidak adil merupakan pernyataan tidak benar dan menjelek-jelekan pemerintah serta   upaya merongrong kedaulatan NKRI. 

Pembangunan Blok Masela di Maluku merupakan bagian dari pemerintah untuk memperhatikan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Maluku jadi jangan beranggapan pemerintah tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat Maluku.  Marilah kita khususnya kepada tokoh-tokoh Maluku  bergabung mensejahterakan masyarakat Maluku dalam bingkai NKRI bukan kesejahteraan rakyat Maluku untuk mendirikan negara sendiri keluar dari Indonesia. Peran pemerintah pusat dan daerah  serta elemen masyarakat di Maluku, sangat diperlukan dalam mensejahterakan masyarakat Maluku untuk keluar dari jerat kemiskinan dan dapat mengejar ketertinggalan dari provinsi lainnya di Indonesia.

 

Faisal Nazarudin S.Sos  ( Pemerhati Pemerintahan)


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER