Belasan Sapi Jungkir Balik Saat Melintas di Jalan Hancur

  • 03 Juni 2016
  • 00:00 WITA
  • Karangasem
  • Dibaca: 5112 Pengunjung
istimewa

Karangasem, suaradewata.com – Hampir belasan sudah sapi milik warga di Dusun Dulundungan, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, jungkir balik dan patah tulang kaki saat dibawa pemiliknya melintasi akses jalan hancur dan berbahaya menuju ke pasar untuk dijual. Ini hanya sebagian kecil nestapa dan kekecewaan yang dirasakan oleh warga daerah terpencil di Kubu yang selama puluhan terisolir dan nyaris tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah.

Jangankan untuk membantu warga di daerah yang sebagian besar adalah petani dan peternak ini, sampai saat ini tak satu pun ada Kontraktor yang berminat untuk melirik apalagi ikut tender dan menawar proyek pembangunan akses jalan Dlundungan-Darmaji yang hancur itu. padahal nilai proyeknya pun cukup besar yakni Rp. 2.4 Milyar dari anggaran APBD Induk 2016.

Entah mengapa, sudah hampir dua kali ini proyek pembangunan jalan itu gagal tender, dan jika sampai pertengahan tahun ini tidak ada kontraktor yang menawar untuk mengerjakan proyek tersebut, berarti proyek tersebut akan gagal tender untuk yang ketiga kalinya tanpa solusi apapun dari Pemkab Karangasem. Pun demikian dengan mimpi warga di dua dusun itu untuk memiliki akses jalan yang bagus sepertinya hanya akan tinggal mimpi saja.

Anggota DPRD Karangasem dari Fraksi Golkar I Nyoman Musna Antara kepada suaradewata,som, Jumat (3/6/2016) juga mengungkapkan kekecewaannya. Bukan hanya tidak adanya kontraktor yang menawar dan mau mengerjakan proyek jalan itu, Pemkab Karangasem juga dinilai tidak bisa memberikan solusi sehingga proyek itu terancam akan gagal tender untuk ketiga kalinya.

“Ini akan sangat mengancam perekonomian warga di dua dusun ini, karena akses jalan itu sangat dibutuhkan warga untuk akses menjual hasil pertanian bawang dan ternak sapi ke pasar,” ungkap Musna Antara.

Selama ini dua dusun tersebut dikenal memiliki sumber alam yang tinggi dengan hasil pertanian yang melimpah, juga terkenal dengan hasil peternakan sapinya. Dan, itu tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada akses jalan yang memadai.

Lantaran itu banyak pihak termasuk dewan akhirnya sangat menyayangkan sikap Kontraktor di Karangasem yang dinilai sangat manja dan pilih-pilih proyek tanpa memikirkan sisi sosial dengan menggarap proyek didaerah terpencil seperti Darmaji dan Dlundungan.

“Ini yang sangat disayangkan, padahal di Karangasem ini ada ratusan kontraktor. Tapi tidak ada satupun yang mau menawar untuk mengambil proyek tersebut,” keluh I Nyoman Musna Antara, anggota DPRD Karangasem dari Fraksi Golkar.

Jika alasannya karena kontraktor takut dipremani, ditegaskannya masyarakat Dlundungan dan Darmaji siap mengawal dan mengamankan proyek itu dari premanisme. Karena masyarakat setempat memang sangat membutuhkan jalan itu.

Di pihak lain, Kadis PU Karangasem I Nyoman Sutirtayasa membenarkan terkait berulang kalinya proyek pembangunan Jalan Dlundung-Darmaji yang gagal tender itu. “Bagaimana ya, memang sampai saat ini belum ada rekanan yang mau mendaftar ikut tender,” sebutnya. Padahal menurutnya, kalau dibilang medannya sulit juga tidak, namun pihaknya tetap berharap ada kontraktor yang mau menggarap. nov

 

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER