Penuhi Kebutuhan Mata Uang Rupiah, BI Buka Kas Titipan di Buleleng

  • 03 Juni 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 3426 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com  Untuk memenuhi persediaan mata uang rupiah di kawasan Bali Utara, Bank Indonesia membuka Kas Titipan di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng tepatnya di Bank Mandiri KCP Singaraja. Pembukaan dan peresmiannya berlangsung di kantor Bank Mandiri KCP Singaraja oleh Kepala Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, Kamis (2/6/2016).

Menurut Dewi Setyowati, selain untuk mengakomodasi kebutuhan nilai tukar mata uang rupiah di Kabupaten Buleleng, Kas Titipan di Bank Mandiri KCP Singaraja juga mengakomodir kebutuhan penukaran bagi Kabupaten Jembrana.

“Ini Kas Titipan dari Bank Indonesia yang pertama di Provinsi Bali. Dan, diharapkan mencukupi persediaan kas perbankan guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap rupiah yang layak edar. Harapan kami, nantinya akan ada peningkatan penyetoran maupun uang kartal di bank yang meliputi wilayah dua kabupaten (Buleleng dan Jembrana),” ujar Dewi Setyowati.

Menurut Dewi, keberadaan Kas Titipan Bank Indonesia berdasarkan pasal 20 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 yang mengalami dua kali perubahan yakni menjadi Undang-undang nomor 3 tahun 2004 dan kemudian di ubah menjadi Undang-undang nomor 6 tahun 2009 yang menetapkan Perpu nomor 2 tahun 2008 menjadi undang-undang.

Dikatakan, Kas Titipan merupakan khazanah uang Bank Indonesia yang dititipkan di Bank umum dan bank tersebut sekaligus yang melaksanakan operasional pelayanan kebutuhan uang kepada seluruh bank yang ada di seluruh Singaraja.

Dewi Setyowati mengatakan, Kabupaten Buleleng merupakan Kabupaten terluas di Bali dan memiliki jarak tempuh yang jauh. Sehingga menurutnya, hal tersebut juga menjadi salah satu pertimbangan penempatan Kas Titipan di Kota Singaraja.

Pasalnya, kendala jarak tentu menjadi suatu penghambat bagi BI untuk mengedarkan uang rupiah agar bisa terjangkau hingga pelosok pedesaan.

“Selain jarak, indikator lainnya dilihat dari makro ekonomi regional. Data 2015 menyatakan, pertumbuhan ekonomi di Buleleng mencapai 6,05 persen lebih tinggi dari Provinsi Bali sebesar 6,04 persen. Peningkatan tersebut dilihat dari sektor pertanian dan jasa serta Hotel serta Restoran. Selain itu, cashflow perbankan di Singaraja mengalami short uang kartal sebesar Rp60,7 Miliar per bulan, ini akan meningkat seiring pertunlmbuhan ekonomi,” papar Dewi.

Dengan harapan, lanjut Dewi, kualitas uang layak edar di Buleleng dan Jembrana akan meningkat. Sedangkan dari sisi operasional dan layanan perbankan menjadi lebih efesien dan efektif, guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali Utara dan Barat,” kata Dewi menegaskan.

Selain dibuka langsung oleh Dewi Setyowati dan dihadiri oleh seluruh perwakilan Bank yang ada di Kota Singaraja, acara peresmian tersebut juga dihadiri Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Bali yakni Nengah Laba, dan Kabag Ekbang Pemkab Buleleng yaitu Ketut Suparno.

Disisi lain, Kabiro Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Bali, Nengah Laba menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Bali mengalami kontraksi sebesar 1,4 persen yang disebabkan oleh lapangan usaha. Namun pertumbuhan ekonomi di Bali, mampu didorong dari lapangan informasi yang tumbuh 2,43 persen.

Kendati begitu, kata Laba, terhadap melemahnya ekonomi di Bali, yang patut diwaspadi yakni dampak sektor investasi dan turunnya kunjungan wisata.

“Saya ingatkan pelaku perbankan harus menjaga target perencanaan secara kualitas SDM. Tantangan globalisasi kini menusuk pembangunan semua sektor, kedepan perbankan lebih agresif mengambil keputusan. Sehingga lebih unggul dari pesaing, dalam menjalankan roda bisnis. Diharapan, dibuka kas ini harua memiliki persiapan uang yang cukup,” jelas Laba. adi

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER