Digigit Anjing Positif Rabies, Kelopak Mata Bocah SD Ini Robek

  • 18 Mei 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4417 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com –  Target Bali bebas dari rabies, tampaknya benar-benar susah diwujudkan. Terbukti, masih banyak kasus gigitan anjing yang positif rabies terjadi. Kali ini, nasib naas dialami Luh Putu Deviantari (8), bocah asal dusun Padpadan, Pengotan Bangli. Saat bermain-main di rumahnya, korban digigit anjing liar. Fatalnya, saat dilakukan uji lab, anjing yang menggigit korban positif rabies. Akibat gigitan tersebut, korban anak pertama dari dua sauradara pasangan suami istri I Wyn Sutej dengan Wiwin Wiranti mengalami luka robek pada kelopak mata kirinya.

Saat ini, korban bersama keluarganya masih menjalani observasi di UGD RSU Bangli menunggu pemberian SAR.  Menurut orang tua korban, anaknya digigit anjing saat keluar rumah hendak berbelanja ke warung. “Saat berbelanja itu, tiba-tiba anak saya diterkam anjing sehingga mengalalami luka robek pada kelopak mata kirinya,” ungkap Wayan Suteja saat ditemui sedang menunggui anaknya di RSU Bangli, Rabu (18/05/2016). Lanjut dia, anjing yang menggigit anaknya itu adalah anjing liar. “Saya tidak tahu anjing siapa itu. Yang jelas, anjing itu datang tiba-tiba dan langsung menggigit anak saya,” sebutnya.

Karena panik dan kesal, pihak keluarga pun langsung memburu anjing tersebut. Selanjutnya, kepala anjing tersebut diserahkan ke petugas untuk di uji lab. Alhasil, dari uji lab tersebut diketahui anjing tersebut positif terjangkit rabies.  Secara terpisah, Kadiskes Bangli, dr. I Nengah Nadi saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus gigitan anjing rabies tersebut. Disebutkan, korban tergigit anjing liar di rumahnya di banjar Padpadan, pada Selasa (17/05/2016).

Untuk penanganannya, karena korban tergigit di daerah yang beresiko tinggi tepatnya dibagian selaput mata kiri, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kabupaten lain untuk meminjam Serum Anti Rabies (SAR). “Untuk ketersedian SAR di Bangli, stocknya memang kosong. Namun, untuk penanganan korban gigitan kita sudah berkoordinasi dengan Badung untuk meminjam SAR dan sekarangan rencananya sudah akan diberikan kepada korban,” jelasnya.

Dari hasil koordinasi tersebut, Bangli dipastikan diberikan pinjaman 2 vial Sar oleh Badung. “Saling meminjam Sar antar kabupaten sudah bisa kita lakukan. Sebelumnya Bangli juga pernah memberikan pinjaman Sar kepada daerah lain,” sebutnya. Hl tersebut terjadi, karena pasokan SAR memang sangat terbatas. Bahkan disebut-sebut, produksi Sar di perncis juga tutup. Sementara disinggung, stock Vaksin Anti Virus (VAR), dipastikan sampai saat ini masih aman. “Untuk stock VAR masih aman hingga akhir tahun 2016,” jelasnya.

Disampaikan, untuk penggunaan VAR kepada pasien korban gigitan anjing yang positif rabies mesti dilakukan sebanyak tiga kali, yakni pada hari pertama, hari ketujuh dan hari ke 21 pasca gigitan. “Sementara untuk pemberian SAR cukup satu kali saja,” tegasnya.  Lebih lanjut, disampaikan secara umum kasus gigitan anjing di Bangli pada tahun 2016 relatif terjadi penurunan kasus. “Saat ini kasus gigitan anjing terbilang mengalami penurunan. Rata-rata kasus gigitan per hari sebanyak 8 kasus dari sebelumnya 10 sampai 11 kasus per hari,” sebutnya. Meski demikian, pihaknya tetap menghimbau masyarakat untuk tidak meliarkan anjingnya. Sebab, kebanyakan kasus anjing positif rabies yang ditemukan di Bangli adalah anjing liar.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER