Dishutbun Khawatirkan Produksi Cengkeh Buleleng Menurun

  • 17 Mei 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 7410 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com – Curah hujan yang tidak menentuk belakangan dirasakan cukup mengkhawatirkan produksi cengkeh di Kabupaten Buleleng untuk tahun 2016. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, Ketut Nerda, ketika dikonfirmasi awak media, Selasa (17/5/2016).

Menurut Nerda, kekhawatiran tersebut terkait penurunan produksi cengkeh di Buleleng pada tahun 2015 dengan tahun 2014. Dimana, lanjutnya, kondisi cuaca hujan dirasakan memiliki pengaruh terhadap hasil panen para petani cengkeh.

Di tahun 2014, lanjut Nerda, produksi cengkeh di utara Pulau Bali mencapai 5.270,75 ton dengan rata-rata per hektar menghasilkan 670,81 kilogram. Namun, lanjutnya, kondisi produksi tersebut mengalami penurunan di tahun 2015 dengan hasil 4.907,39 ton atau sekitar 632,82 kilogram per hektar lahan cengkeh.

“Berdasarkan data yang dihimpun, penurunan produksi cengkeh di Buleleng tahun 2015 mencapai angka 363,36 ton dengan total luasan lahan mencapai 7.754,82 hektar lahan yang ada,” ujarnya.

Menurutnya, luas lahan cengkeh yang ada di kawasan Bali Utara memang mencapai setengah dari total luas lokasi perkebunan cengkeh yang ada di Provinsi Bali. Menurutnya, total luas lahan perkebunan cengkeh di provinsi Bali tercatat 15.668 hektar.

Jumlah produksi di Kabupaten Buleleng pun ternyata tercatat memenuhi 80,35 persen dari total hasil cengkeh yang ada di Bali. Sehingga, lanjutnya, cengkeh di Buleleng menjadi salah satu komoditas perkebunan unggulan dan mampu memenuhi produktivitas nasional. Hal tersebut disebabkan produksi yang melebihi dari 480 sampai dengan batas 800 kilogram per hektar lahan.

Menurutnya, kontur tanah produksi tanaman cengkeh potensial dikembangkan di wilayah memiliki kemiringan tertentu. Cengkeh yang tumbuh di tanah subur pun telah mampu meningkatkan perekonomian sejumlah masyarakat di pedesaan.

Nerda yang merupakan rekan sekelas Presiden Joko Widodo di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini pun mengaku sifat tanaman cengkeh yang rentan dengan iklim dan cuaca yang tidak berubah.

“Iklim yang tidak menentu bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman cengkeh sehingga membutuhkan intensif dalam pemeliharaannya,” papar alumni UGM angkatan 1980 ini.

Nerda yang pernah belajar mengelola penyelamatan hutan dan membahas beragam komoditi perkebunan bersama Jokowi ini kemudian mengatakan, produksi tanaman cengkeh di Buleleng sempat mengalami peningkatan dari hasil panen 2013 yang hanya mencapai hasil 2.359,98 ton atau 311,67 kilogram per hektar lahan.

Ia pun berharap, dengan musim penghujan belakangan waktu ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi komiditas unggulan di Kabupaten Buleleng tersebut. “Mudah-mudahan hujan tidak memberikan pengeruh besar terhadap hasil panen dan hasilnya bisa lebih dari tahun 2015,” pungkasnya. (adi)


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER