Pasien DB RS Sanjiwani Gianyar Membludak

  • 01 April 2016
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 4333 Pengunjung
suaradewata.com

Gianyar, suaradewata.com– Dari data terakhir Kamis (31/3) Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar merawat 165 pasien demam berdarah. Dua diantara pasien tersebut mendapat perawatan ruang ICU karena kondisi kritis. Beberapa pasien DB yang masuk dari IGD bahkan sampai harus dirawat di lorong rumah sakit akibat penuhnya pasien DB.

Direktur Rumah Sakit Sanjiwani dr. Ida Komang Upeksa menjelaskan, ruang poli yang dijadikan ruang rawat tidak mencukupi untuk menampung pasien demam berdarah. Grafik rata-rata puncak terjadinya kasus demam berdarah bulan Maret hingga April. Pada tahun ini pasien demam berdarah yang masuk ke RS Sanjiwani perharinya mencapai 50 pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit Sanjiwani. "Tahun sebelumnya pada bulan yang sama hanya 20 pasien, tahun ini meningkat drastis" ungkap Dirut RS Sanjiwani.

Selain terkendalan ruang inap, tempat tidur bagi pasien jugakekurangan. Pihak rumah sakit sampai harus meminjam pelbed ke Yonzipur 10 buah, BPBD 15 buah, serta 6 bed di Puskesmas. "Kita upayakan semaksimal mungkin agar masyarakat mendapat pelayanan," ujarnya.

“Selain rumah sakit Sanjiwani Gianyar rumah sakit swasta lainnya di wilayah Gianyar juga penuh pasien demam berdarah,” imbuhnya.

Beberapa pasien yang sebelumnya dirujuk ke rumah sakit swasta namun karena sudah penuh akhirnya melakukan perawatan di Rumah Sakit Sanjiwani. Meskipun harus menunggu untuk mendapat ruang perawatan. Direktur RS Sanjiwani mengakui saat ini sedikit kewalahan menangani pasien demam berdarah. Petugas dari Puskesmas turut di perbantukan di Rumah Sakit Sanjiwani, mengingat pasien dalam jumlah banyak. 

Untuk Kabupaten Gianyar wilayah yang endemis demam berdarah antara lain Sukawati dan Gianyar, sebagai kantong penduduk pendatangnya. Dirut RS Sanjiwani juga mengatakan biasanya pasien banyak dirujuk ke rumah sakit Sanjiwani saat sore hari. "Siang pasein dipulangkan, sore datang lagi pasien baru,"ujarnya.

Meningkatnya kasus demam berdarah berhubungan dengan peningkatan suhu dan cuaca panas belakangan ini. Karena telur nyamuk Aedes Agepty yang bersarang di tempat yang ada genangan air  tidak hanyut terbawa hujan, telur nyamuk yang membawa virus dengue bisa bertahan selama satu tahun di tempat yang kering. Ketika sudah menjadi nyamuk dewasa, nyamuk tersebut sudah membawa virus DBD.

Untuk menurunkan penderita demam berdarah bisa melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk. "Menguras, menutup dan mengubur tempat penampungan itu yang lebih efektif," tegasnya.

Mulai dari pekarang rumah kemudian lingkungan sekitar. Fogging yang dilakukan berpotensi mencemari lingkungan mengingat ada kandungan insektisida, serta bisa membuat nyamuk menjadi resinten ketika disemprot berkali-kali tidak akan berpengaruh. ULV (ultra low volume) atau pengkabutan dengan jangkauan 100 meter hanya untuk membasmi nyamuk dewasa, namun jentik nyamuk masih tersisa. Gerakan PSN lebih efektif dan mesti dilakukan secara berkelanjutan. gus


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER