Angdes Di Klungkung Tolak Turunkan Tarif

  • 31 Maret 2016
  • 00:00 WITA
  • Klungkung
  • Dibaca: 3808 Pengunjung
suaradewata.com

Klungkung, suaradewata.com - Rencana turunnya harga BBM ditanggapi dingin oleh para sopir Angkutan Pedesaan yang kerap mangkal diterminal Semarapura Klungkung. Mereka enggan menurunkan tarif angkutan meski sebentar lagi pemerintah akan menyesuaikan harga BBM per 1 April. Para sopir beralasan dengan tarif 4000 rupiah mereka mengaku terus merugi. “Dengan kondisi ini kami sangat terjepit,’’ ujar Made Sutama salah satu sopir Angkutan Desa.

Sutama menjelaskan dalam kondisi harga BBM 4500 rupiah tarif Angdes hanya 3000 rupiah, namun dengan keniakan BBM sebesar 7500 tarif angdes hanya naik 4000 rupiah. ‘’Dengan tarif segitu kami sering merugi karena biaya pengeluaran tidak sebanding dengan pemasukan,’’ terangnya.

Disamping itu keniakan pajak kendaraan yang dirasakan sangat memberatkan mereka. Menurut Sutama sekarang ini biaya samsat untuk mobil angkutan miliknya meningkat tajam. Dia mencontohkan mobil angkutan keluaran tahun 1988 miliknya kini dikenakan pajak sebesar 360 ribu, sedangkan tahun sebelumnya hanya membayar samsat sebesar 160 ribu. “Menurut petugas samsat, sesuai dengan aturan baru kami dikenakan biaya normal karena mobil tersebut atas nama perseorangan. Jadi biaya samsat sama seperti mobil pribadi,’’ tuturnya.

Hal senada juga dituturkan Ketut Maharda, sopir Angdes jurusan Klungkung-Menanga-Besakih. Dia menjekaskan harga sparepart yang sudah naik ditambah, lesunya penumpang membuat mereka berpikir dua kali untuk menyesuaikan tariff angkutan dengan penurunan harga bbm belakangan ini. Dijelaskannya jika harga sparepart terutama kategori spare part fast moving atau yang rentan waktu cepat habis seperti kampas rem dan ban sebelumnya telah mengalami peningkatan harga pasca keniakan harra BBM lalu.  Hal ini yang mengharuskan untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk biaya perawatan kendaraan.

Maharda menambahkan per hari mereka hanya mendapatkan hasil kotor sebersa 100 ribu. Jika dipotong dengan pembelian BBM untuk operasional 50 ribu, Maharda  hanya mengantongi penghasilan sebesar 50 ribu per hari. Pendapatan mereka bertambah, jika bertepatan dengan momentum rahinan seperti purnama, kajeng kliwon, atau hari raya besar seperti Galungan dan Kuningan. “Kadang penumpang yang membayar lebih karena prihatin melihat keadaan kami yang kerap merugi,’’ tegasnya.

Untuk saat ini, di Klungkung tarif resmi yang ditetapkan sebesar 4000 rupiah untuk dalam kota dan 6000 rupiah untuk jarak 7 km. Itupun dirasa sangat sedikit bahkan mereka terus mengaku merugi dengan jumlah penumpang yang bisa dihitung dengan jari.jul


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER